Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Rumah untuk Presiden Joko Widodo atau Jokowi usai melepas jabatan pada 2024, akan menempati tanah dengan luas sekitar 9.000 meter persegi yang berada di Jalan Adi Sucipto, Desa Blulukan, Kecamatan Colomadu, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Perlu diketahui bahwa lokasi tanah bakal rumah Jokowi itu menempati kawasan strategis. Deretan hotel berbintang hingga restoran mewah menghiasi jalanan di pusat wilayah Colomadu itu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Berdasarkan penelusuran Tempo, harga jual tanah di kawasan itu cukup tinggi, yaitu dengan kisaran harga mencapai Rp 10 juta per meter.
Secara geografis, Kecamatan Colomadu merupakan wilayah kecamatan yang terpisah dari wilayah Kabupaten Sukoharjo lainnya.
Posisi Kecamatan Colomadu berada di bagian paling barat, lebih dekat dengan Kota Solo. Bahkan lokasi tanah bakal rumah Jokowi itu hanya berjarak sekitar 5-6 kilometer dari kediaman Jokowi yang ada di Sumber, Banjarsari, Solo.
Jalan Adi Sucipto sendiri merupakan jalur utama menuju Bandara Adi Soemarmo Solo. Tak jauh dari kawasan itu, juga ada dua pintu tol yakni pintu tol Ngasem dan pintu tol Ngemplak.
Tepat di samping kanan dan kiri tanah yang telah dibeli negara untuk Jokowi itu terdapat rumah makan Taman Sari dan restoran Grandis.
Di seberang jalannya, terdapat sebuah bengkel mobil besar. Selain itu juga ada pertokoan dan sejumlah hotel berbintang.
Pantauan Tempo, Senin, 19 Desember 2022, di lokasi tanah itu masih berupa lahan kosong. Belum terlihat aktivitas pembangunan di situ.
Sebagaimana dikemukakan Camat Colomadu, Sriyono Budi Santoso, bahwa belum ada kepastian kapan pembangunan bakal rumah Jokowi itu akan dimulai.
"Untuk pembangunan (rumah), kami belum ada info," ujar Sriyono kepada Tempo, saat dimintai konfirmasi, Senin, 19 Desember 2022.
Namun Sriyono membenarkan, tanah untuk bakal rumah Jokowi itu telah dibeli oleh negara dari pengusaha atau pemilik PO Rosalia Indah, Yustinus Soeroso.
"Untuk luas tanahnya kurang lebih 6.000 sampai 9.000 meter persegi. Yang jelas luas pastinya ada di sertifikat," kata Sriyono.
Terkait tanah yang dibeli negara untuk rumah Jokowi itu, Sriyono mengaku tidak mengetahui pasti nilai harga yang sudah disepakati antara pemilik tanah dengan pihak Sekretariat Negara.
"Kalau nominal jual belinya (tanah untuk Jokowi) saya tidak tahu pasti. Tapi kalau berdasarkan survei yang saya lakukan dari beberapa pihak, memang harga tanah di Jalan Adi Sucipto ini kisaran Rp 6 juta sampai Rp 10 juta ( per meter)," ungkapnya.
Sriyono mengakui ada kebanggaan tersendiri bagi masyarakat di Kecamatan Colomadu dengan dipilihnya salah satu lahan di wilayah itu yang diperuntukkan menjadi bakal rumah Presiden saat Jokowi purnatugas kelak.
"Ya waktu Pak Bupati (Juliyatmono) memberitahu tentang ini, kami surprise, sekaligus bangga. Ternyata kelak ada rumah yang diperuntukkan bagi Pak Presiden Jokowi saat beliau nanti selesai masa jabatannya," kata Sriyono.
Rasa bangga itu juga diakui sejumlah warga Desa Blulukan. Seperti dituturkan Avi, 30, salah seorang warga Desa Blulukan yang mengaku senang kelak ada rumah Presiden dibangun di wilayahnya.
"Ya jelas saya senang kalau nantinya ada rumah Pak Jokowi dekat dengan kampung saya. Siapa tahu nanti ada program-program bantuan, bisa dekat dengan beliau," ujar Avi.
Warga lainnya, Agus Purwanto, 50, juga mengaku senang jika kelak lahan itu akan dibangun untuk kediaman Presiden Jokowi saat purnatugas. Menurut Agus, dengan dibangunnya rumah itu ke depan kawasan itu akan lebih terjamin keamanannya.
"Ya selama ini kan tanahnya masih tanah kosong dan sering banyak ular. Kalau nanti sudah dibangun apalagi untuk rumah presiden, pasti akan lebih terjamin keamanannya, ada aktivitas, tentunya saya sebagai warga senang," kata Agus.
SEPTHIA RYANTHIE