Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pendidikan

Menilik Sejarah Pelaksanaan MPLS yang Dulu Disebut MOS

Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah atau MPLS sudah diterapkan sejak tahun 2016.

17 Juli 2023 | 16.37 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Siswa baru hadir didampingi orangtuanya di hari pertama tahun ajaran baru di SD Negeri Anyelir 1, Kota Depok, Senin 17 Juli 2023. Hari pertama tahun ajaran baru di sekolah ini diisi dengan acara Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) yang bertujuan agar siswa baru dapat beradaptasi dengan lingkungan belajarnya yang baru. TEMPO/ Gunawan Wicaksono

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) sudah diterapkan sejak 2016. Sebelum berganti nama menjadi MPLS, kegiatan ini lebih dikenal dengan nama Masa Orientasi Siswa atau MOS.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pada masa itu, masa pengenalan lingkungan sekolah seringkali diwarnai aksi kekerasan dari kakak kelas terhadap siswa baru. Saat itu, dikenal aksi perpeloncoan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Karena itu, banyak keluhan terhadap pelaksanaan MOS. Akhirnya Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mengganti MOS dengan MPLS dengan mengacu pada Permendikbud Nomor 18 Tahun 2016 sehingga hal-hal yang terjadi di MOS tidak terulang kembali di MPLS.

Sejarah MOS

MOS sendiri diterapkan dari Sekolah Menengah Pertama (SMP), Sekolah Menengah Atas (SMA) hingga di tingkat Universitas. Ternyata, program itu telah dilaksanakan sejak zaman kolonial di School Tot Opleiding Voor Indische Artsen (STOVIA) Sekolah Pendidikan Dokter Hindia (1898-1927).

Pada MOS, di awal masuk sekolah siswa akan dijelaskan terkait kondisi sekolah dan teknik mengembangkan kreativitas, di mana senior mengambil peranan yang penting dalam kegiatan ini. Kala itu, MOS dikenal dengan ontgroening atau “membuat tidak hijau lagi” yang memiliki tujuan agar dapat mendewasakan siswa baru.

Setelah kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945, program tersebut masih berlanjut.

Di tahun 1950-an, MOS menjadi wajib, namun diwarnai dengan kekerasan. Banyak peristiwa saat kakak kelas melakukan perbuatan tak pantas kepada adik kelas atau siswa baru.

Dari situ, MOS kemudian mulai muncul dalam berbagai bentuk. Seperti siswa yang diwajibkan memakai aksesoris lucu, dandanan aneh, ritual adu fisik dan lainnya. Pada 1960-an, MOS semakin berkembang dan diwariskan secara turun-temurun.

Peralihan ke MPLS


Menurut laman Kemendikbud, beberapa aturan-aturan yang dibuat belum secara optimal mencegah terjadinya perpeloncoan dan kekerasan dalam pengenalan lingkungan sekolah. Praktik yang dilakukan oleh para kakak kelas masih dinilai semena-mena dan cenderung menyulitkan.

Melihat aksi MOS dari tahun ke tahun yang selalu berkaitan dengan tindak kekerasan, perpeloncoan dan hal-hal tidak wajar lainnya yang tidak memiliki relevansi dengan pendidikan, maka pada 2016 Kemendikbud mengeluarkan Permendikbud Nomor 18 Tahun 2016. Nama Masa Orientasi Siswa (MOS) pun diubah menjadi Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS).

Pada masa itu, siswa baru akan dilindungi dari kegiatan tak pantas dan memiliki jaminan bahwa pelaksanaan pengenalan sekolah akan dilaksanakan dengan edukatif, kreatif serta menyenangkan.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus