Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pendidikan

Nadiem Sebut Banyak Mispersepsi Program Organisasi Penggerak

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI, Nadiem Makarim, mengatakan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan telah mengevaluasi Program Organisasi Penggerak

27 Agustus 2020 | 14.39 WIB

Mendikbud RI Nadiem Makarim meninjau SMAN 4 Kota Sukabumi, Jawa Barat, pada Rabu 8 Juli 2020, terkait persiapan dibukanya kembali pelaksanaan kegiatan belajar mengajar tatap muka di sekolah yang rencananya mulai Senin 13 Juli 2020. (Antara/Aditya Rohman)
Perbesar
Mendikbud RI Nadiem Makarim meninjau SMAN 4 Kota Sukabumi, Jawa Barat, pada Rabu 8 Juli 2020, terkait persiapan dibukanya kembali pelaksanaan kegiatan belajar mengajar tatap muka di sekolah yang rencananya mulai Senin 13 Juli 2020. (Antara/Aditya Rohman)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI, Nadiem Makarim, mengatakan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan telah mengevaluasi Program Organisasi Penggerak atau POP selama satu bulan. Hasilnya, 1 dari 3 organisasi yang sempat mundur dari POP telah menyetujui bergabung kembali dalam program tersebut.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

"PBNU, Alhamdulillah sudah menyetujui kembali ke Program Organisasi Penggerak. Harapan kami adalah Muhamadiyah dan PGRI, kami sedang dalam diskusi, dan intensif untuk menyelesaikan isu struktur dan kriteria organisasi penggerak," kata Menteri Nadiem dalam Raker dengan Komisi X DPR RI di Jakarta, 27 Agustus 2020.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Kendati demikian, berdasarkan evaluasi Kemendikbud, Nadiem justru melihat mispersepsi terkait program tersebut. Nadiem mengatakan banyak pihak memahami bahwa POP merupakan program implementasi atau afirmasi yang mengalokasikan dana pemerintah untuk implementasi dana pendidikan.

Nadiem menegaskan POP merupakan program sayembara atau prototyping mengenai bagaimana kiat-kiat yang dimiliki berbagai macam organisasi di Indonesia.

Model-model tersebut yang kemudian akan dipelajari Kemendikbud untuk dijadikan kebijakan nasional. "Sehingga semakin banyak organisasi kecil dan besar yang berpartisipasi, semakin kaya data yang kami dapatkan," kata Nadiem.

YEREMIAS A. SANTOSO

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus