Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Guru Besar Fakultas Geografi Universitas Gadjah Mada atau UGM Rini Rachmawati mengatakan ada berberapa hal yang perlu diperhatikan sebagai dampak dari urbanisasi dari pembangunan ibu kota negara atau IKN Nusantara. Beberapa hal itu antara lain berkaitan dengan penataan ruang, penyediaan permukiman, penyediaan infrastruktur baik fisik, sosial dan digital, penyiapan area penyangga untuk mengantisipasi urban sprawl dan menumbuhkan bangkitan perkembangan baru, penyiapan lapangan kerja hingga antisipasi dampak sosial kehidupan modern perkotaan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Pengelolaan kota secara smart dan berkelanjutan juga menjadi hal yang perlu diperhatikan untuk IKN ini,” kata Rini dikuti dari laman UGM, Kamis, 26 Oktober 2023.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Rini mengatakan pengembangan konsep smart city di IKN seharusnya layak huni dan cerdas bagi masyarakatnya. Selain itu, smart city IKN nantinyabisa meningkatkan kualitas hidup masyarakat dengan mempercepat pembangunan ekonomi.
Konsep smart city juga seharusnya bisa membuat kota lebih cerdas dari sebelumnya, baik dalam aspek adminsitrasi, kemasyarakatan, kehidupan sosial, ekonomi dan lingkungan. Pengembangan smart city IKN juga memungkinkan kota untuk mengintegrasikan layanan yang berbeda dalam satu pintu dengan integrasi ICT.
Menurut Rini, elemen terpenting dari smart city dalam menyiapkan IKN di Indonesia, terutama terkait smart governance. Tak hanya itu, konsep smart living dan smart environment perlu diperhatikan sejak awal untuk mewujdukan kota yang nyaman, tertib dan aman. Selain itu, smart branding penting dalam kaitannya dengan wajah kota dalam pengembangan ekosistem pariwisata dan industri kreatif.
“Rencana tata ruang dan master plan IKN sudah dibuat dan mengatur prinsip keberlanjutan. Namun begitu, ke depan perlu dikroscek lebih lanjut terkait implementasi smart sustainable urban development IKN," kata Rini.
Pakar Migrasi dan Kependudukan Fakultas Geografi UGM Sukamdi mengatakan dalam pembangunan IKN bisa menstimulasi kota sekunder untuk mencegah pertambahan penduduk di sekitar IKN. Hal tersebut diharapkan mampu menyerap migran agar tidak terjadi pertumbuhan penduduk yang tinggi.
Sebab, menurut Sukamdi, pemindahan pusat pemerintahan ke IKN akan menyebabkan perubahan demografis. Beberapa diantaranya jumlah penduduk akan meningkat dengan cepat, kepadatan penduduk tinggi dan terjadi akumulasi penduduk di sekitar pusat ibu kota.
“Angka ketergantungan akan rendah akibat migrasi penduduk usia produktif dan presentase lansia akan rendah,” kata Sukamdi.
Efek lain yang mungkin muncul adalah terjadinya marginalisasi penduduk lokal. Penduduk lokal akan terdesak oleh pendatang dalam jumlah yang banyak.
“Efek migrasi ini juga bisa memunculkan segementasi pasar kerja dan adanya ketegangan sosial atau konflik,” kata Sukamdi.
Sementara itu, pakar Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik UGM Muhammad Sani Roychansyah menyoroti tentang bentuk tata kota yang mendorong terwujudnya Smart & Green City. Menurut dia, ada beragam pilihan bentuk kota yang sangat tergantung dari konteks atau faktor, seperti fisik lingkungan, sosial, kependudukan, ekonomi dan lainnya.
“Proses, prosedur, dan dinamika atau inovasi pembangunan menuju target maupun tujuan 20 tahun ke depan, menjadi kunci keberhasilan IKN, terutama mengintegrasikan luasan kota yang lima kali lebih luas dari DKI Jakarta,” kata Sani.