Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Politik

Pelajaran Siswa di SMA Setelah Jurusan Bahasa, IPS, dan IPA Dihapus

Penghapusan jurusan di SMA mulai diterapkan pada tahun ajaran 2024/2025. Siswa bisa memilih mata pelajaran yang diinginkan.

22 Juli 2024 | 10.52 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) menghapus jurusan Bahasa, Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS), dan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) di jenjang sekolah menengah atas (SMA). Penghapusan jurusan tersebut akan mulai diterapkan pada tahun ajaran 2024/2025. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kepala Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan (BSKAP) Kementerian Pendidikan, Anindito Aditomo, mengatakan penghapusan jurusan di SMA itu sebagai bagian dari implementasi Kurikulum Merdeka yang sudah diimplementasi secara bertahap sejak 2021. Ia mengatakan, pada 2022, hanya 50 persen Kurikulum Merdeka yang diterapkan di sekolah. Kini, sekitar 90-95 persen kurikulum tersebut diterapkan di satuan pendidikan tingkat sekolah dasar (SD), sekolah menengah pertama (SMP), dan SMA atau sekolah menengah kejuruan (SMK).

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

“Peniadaan jurusan karena sudah memakai Kurikulum Merdeka,” kata Anindito kepada Tempo, Rabu, 17 Juli 2024. 

Apa yang akan dipelajari siswa di SMA setelah jurusan dihapus?

Anindito menjelaskan, siswa kelas 11 dan 12 di SMA yang menerapkan Kurikulum Merdeka dapat memilih mata pelajaran dengan lebih leluasa menyesuaikan minat, bakat, kemampuan, dan aspirasi studi lanjut atau rencana kariernya. Misalnya, seorang siswa yang berniat melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi pada program studi (prodi) teknik dapat memilih mata pelajaran Matematika tingkat lanjut dan Fisika tanpa mengambil pelajaran Biologi.

Sebaliknya, seorang siswa yang bercita-cita menjadi dokter bisa memanfaatkan jam pelajaran untuk memilih mata pelajaran Biologi dan Kimia tanpa harus menempuh pelajaran Matematika tingkat lanjut. 

“Dengan demikian, siswa bisa lebih fokus dalam membangun basis pengetahuan yang relevan dengan minat dan rencana studi lanjutnya,” ujar Anindito. 

Menurut dia, persiapan yang lebih terarah dan mendalam tersebut akan sulit dilaksanakan apabila siswa masih dikelompokkan berdasarkan jurusan Bahasa, IPS, dan IPA. Yang terjadi ketika ada pembagian jurusan, kata dia, sebagian besar siswa memilih jurusan IPA. 

Hal itu belum tentu dilakukan berdasarkan minat, bakat, dan rencana kariernya. Tapi siswa memilih jurusan IPA karena jurusan tersebut diberi privilese lebih banyak dalam memilih prodi di perguruan tinggi. “Dengan menghapus penjurusan di SMA, Kurikulum Merdeka mendorong siswa untuk mengeksplorasi dan merefleksikan minat, bakat, dan aspirasi karier. Kemudian, memberi kesempatan untuk memilih mata pelajaran pilihan secara lebih fleksibel sesuai dengan rencana tersebut,” ujar Anindito. 

Mata Pelajaran Kurikulum Merdeka di SMA

Berdasarkan Buku Panduan Pemilihan Mata Pelajaran Pilihan di SMA/MA/Bentuk Lain yang Sederajat Kemendikbudristek Tahun 2022, pada struktur Kurikulum Merdeka, mata pelajaran pilihan terdapat pada Fase F (kelas 11 dan 12). Tapi proses bimbingan dalam memilih mata pelajaran pilihan dilakukan sejak Fase E (kelas 10). 

Dalam Kurikulum Merdeka Fase F (kelas 11 dan 12), struktur mata pelajaran dibagi menjadi dua kelompok utama, yaitu kelompok mata pelajaran umum dan kelompok mata pelajaran pilihan. Khusus untuk satuan pendidikan yang ditetapkan pemerintah sebagai sekolah seni atau keolahragaan dapat membuka mata pelajaran Seni atau Olahraga sesuai dengan sumber daya yang tersedia. 

Adapun kelompok mata pelajaran umum terdiri atas Pendidikan Agama dan Budi Pekerti, Pendidikan Pancasila, Bahasa Indonesia, Matematika, Bahasa Inggris, Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan, Sejarah, serta Seni dan Budaya. 

Sementara mata pelajaran pilihan meliputi Biologi, Kimia, Fisika, Informatika, Matematika Tingkat Lanjut, Sosiologi, Ekonomi, Geografi, Antropologi. Lalu Bahasa Indonesia Tingkat Lanjut, Bahasa Inggris Tingkat Lanjut, Bahasa Korea, Bahasa Arab, Bahasa Mandarin, Bahasa Jepang, Bahasa Jerman, Bahasa Prancis, Prakarya dan Kewirausahaan (kerajinan, budi daya, rekayasa, atau pengolahan); serta mata pelajaran lainnya yang dikembangkan sesuai dengan sumber daya yang tersedia. 

Alokasi mata pelajaran pilihan per tahun sebanyak 720-900 jam pelajaran atau 20-25 jam pelajaran per minggu untuk kelas 11. Lalu sebanyak 640-800 jam pelajaran atau 20-25 jam pelajaran per minggu untuk kelas 12. Sebanyak 20-25 jam pelajaran mencakup 4-5 mata pelajaran pilihan. 

Setelah menjalani pembelajaran pada mata pelajaran umum dan 4-5 mata pelajaran pilihannya, siswa dapat mengganti mata pelajaran pilihan pada kelas 11 semester 2 sesuai dengan permintaannya dan diperkuat dengan penilaian ulang oleh sekolah. 

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus