Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Politik

Pelbagai Jalan Beringin Kembar

Penentang Aburizal mempercepat penyelenggaraan musyawarah nasional tandingan di Jakarta. Menyiapkan berbagai skenario.

8 Desember 2014 | 00.00 WIB

Pelbagai Jalan Beringin Kembar
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

PRIYO Budi Santoso mengumpulkan sejumlah pendukungnya sebagai calon Ketua Umum Partai Golkar di kamar 378 Hotel Laguna, Nusa Dua, Bali, Selasa pagi pekan lalu. Ketua Umum Musyawarah Kekeluargaan dan Gotong Royong itu bertanya kepada sekretaris jenderalnya, Bejo Rudiantoro, "Jadi, apa lagi yang akan kita lakukan?"

Bejo tak menjawab. Delapan politikus lainnya cuma berpandangan. Priyo mengangguk ketika seorang pendukungnya bertanya balik, "Anda jalan terus, kan?" Ia mengingatkan rencana Musyawarah Nasional Golkar pada Januari 2015 di Jakarta, yang digagas kubu penentang Aburizal Bakrie. Kubu ini membentuk Tim Penyelamat Partai, terdiri atas antara lain Agung Laksono, Yorrys Raweyai, Agun Gunanjar Sudarsa, Agus Gumiwang Kartasasmita, dan Priyo Budi.

Ketika mereka berkumpul, Musyawarah Nasional Golkar sedang dilaksanakan Aburizal di Hotel Westin, juga di Nusa Dua. Aburizal hampir pasti terpilih kembali menjadi ketua umum. Sebab, mayoritas yang hadir memang merupakan pendukungnya. Benar saja, dalam sidang yang dipimpin Nurdin Halid, Rabu pekan lalu, ia dipilih secara aklamasi memimpin Golkar untuk periode 2014-2019.

Pendukung Priyo mengusulkan mengangkat oposan Aburizal Bakrie di daerah sebagai utusan Munas Luar Biasa di Jakarta. Mereka, kata pengusul, ditetapkan sebagai ketua pengurus daerah. Bejo Rudiantoro menyanggah, "Wah, ide ini butuh back up dana dan kekuasaan." Ruangan kembali hening. Pengusul lain meminta pengurus daerah yang didatangkan Priyo di acara versi Aburizal dipulangkan saja untuk "mengurangi legitimasi".

Priyo memanggil anggota tim suksesnya yang lain. Beberapa pengurus yang hilir-mudik di ruangan itu dimintanya duduk. "Sudah, kita kembali saja ke Jakarta," ujar mantan Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat itu. Ia memerintahkan anak buah memberi tahu para pengurus daerah yang menjadi "binaan"-nya meninggalkan acara Aburizal.

Tiba di Nusa Dua, Ahad dua pekan lalu, Priyo ditolak masuk arena acara Aburizal. Padahal ia membawa undangan dari Ketua Umum Musyawarah Kekeluargaan Gotong Royong, satu organ pendiri Golkar. Belakangan, Priyo mengatakan, larangan masuk dikeluarkan Nurdin Halid, ketua panitia pengarah acara.

Agung Laksono mengaku bingung terhadap manuver Priyo di Bali. Seharusnya, kata dia, sebagai anggota Presidium Penyelamat Partai, Priyo menghitung eskalasi politik jika datang ke acara Aburizal. Agung sendiri juga berada di Nusa Dua dan tinggal beberapa ratus meter dari lokasi acara Aburizal, tapi ia mengatakan menghadiri acara keluarga.

Orang dekatnya menuturkan, kedatangan Priyo terkait dengan tawaran damai yang dimoderatori mantan ketua umum Akbar Tandjung. Rencananya pertemuan kedua kubu digelar pada Senin atau Selasa pekan lalu. Rencana itu batal dilaksanakan. Akbar mengatakan sudah bertemu dengan Priyo, Senin pagi. Menurut dia, Aburizal juga membuka pintu perdamaian kedua kubu. "Namun Agung Laksono susah," ucap Akbar.

Menurut Akbar, Priyo mengajukan syarat perdamaian, antara lain menunda pemilihan ketua umum. Aburizal mengajukan syarat balik, yakni pembubaran Presidium Penyelamat Partai dan pencabutan pengaduan ke Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia. "Jika tidak, Aburizal mengancam akan memecat semua oposan di Presidium dan pengikutnya," kata seorang politikus.

Pada hari kedua acara, kubu Aburizal mengumumkan pemecatan para politikus yang tergabung dalam kelompok pimpinan Agung Laksono. Mereka terdiri atas 15 politikus senior plus pendukung mereka dari pengurus daerah.

Ketika area munas di Bali dipenuhi tepuk-sorak pendukung Ical, Agus Gumiwang, Priyo Budi, dan Agung Laksono sudah duduk meriung di markas partai itu di kawasan Slipi, Jakarta Barat, pada Selasa malam. Mereka baru beberapa jam tiba dari Bali dan menggelar rapat Tim Penyelamat Partai. Sejumlah anggota berkukuh membahas pembagian tugas menghadapi serangan balik kelompok Aburizal. "Malam itu, kami berbagi tugas," ujar Agun Gunanjar.

Rapat juga memutuskan menunjuk Yorrys Raweyai sebagai Ketua Panitia Munas Jakarta. Adapun Ibnu Munzier sebagai Ketua Panitia Pengarah. Menurut Agun, rapat yang dipimpin Agung juga membagi strategi untuk kelancaran Munas Jakarta. Rapat pun membahas kemungkinan Kementerian Hukum melegalkan kepengurusan hasil musyawarah nasional kubu Aburizal, yang mereka anggap tak sah.

Menurut Agun, ada sejumlah opsi dan pembagian tugas di antara Presidium. Opsi pertama, memutuskan Agung Laksono, Priyo, dan Zainuddin Amali datang ke daerah-daerah. Ketiga orang ini dianggap bisa menghimpun dukungan. "Supaya sekali jalan," kata Agun. Adapun Agun, Agus, Ibnu Munzier, dan Yorrys ditugasi mengurusi teknis penyelenggaraan munas.

Tugas menghimpun dukungan tak mudah mengingat kubu Aburizal mengancam akan memecat pengurus daerah yang memilih bergabung dengan kubu Agung. Opsi kedua pun disiapkan, yaitu Presidium membentuk kepengurusan Golkar tandingan. Mereka juga menyiapkan gugatan untuk kepengurusan Golkar versi Aburizal.

Pertarungan memperebutkan legitimasi pemerintah dipastikan alot. Leo Nababan, anggota Tim Penyelamat yang dikenal masuk tim sukses Agung, yakin pemerintah akan mempertimbangkan "cacat proses" munas versi Aburizal. Jika berujung di pengadilan, Leo sudah menyiapkan rekaman Nurdin Halid sebagai bukti adanya rencana memuluskan skenario kelompok Aburizal.

Kamis pekan lalu, Agung dan sejumlah pengurus Presidium terbang ke Semarang. Mereka bertemu dengan mantan Wakil Ketua Umum Jusuf Kalla di sela-sela kegiatannya sebagai wakil presiden. "Kami diundang Pak JK untuk membahas situasi partai," ucap Yorrys Raweyai.

Yorrys menolak menjelaskan detail pembahasan. Yang jelas, menurut dia, ada beberapa perubahan rencana sesuai dengan peta terakhir. Ini menyangkut keresahan pengurus daerah yang tak terakomodasi di Munas Bali. Mereka, kata Yorrys, mendesak segera digelarnya munas luar biasa di Jakarta.

Menurut Yorrys, Presidium mempercepat Munas Golkar dari rencana semula 15 Januari 2015 di Hotel Mercure, Ancol. Acara ini rencananya dihadiri Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo. "Juga Wakil Presiden Jusuf Kalla," tutur Yorrys. Dia mengklaim setidaknya ada 300 peserta dari kepengurusan provinsi serta kabupaten dan kota hadir. Mereka kini menghuni tiga hotel yang berbeda.

Aburizal Bakrie sendiri sudah membentengi dirinya bakal digerogoti kubu Presidium. Sebelum menutup munas di Bali, ia menyusun pagar pengamanan. Aburizal mengancam memecat pengurus daerah yang membelot dan membekukan kepengurusan mereka. Keanggotaan mereka di Dewan Perwakilan Rakyat juga akan dihentikan. "Munas di luar yang sekarang adalah ilegal," kata Aburizal.

Agustina Widiarsi, Wayan Agus Purnomo, Persiana Galih, Muhammad Muhyidin

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600
Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus