Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Penerbit buku, PT Yudhistira Ghalia Indonesia, meminta maaf terkait buku IPS kelas VI KTSP yang menyebut Yerusalem sebagai ibu kota Israel. Menurut Yudhistira, data tersebut mereka ambil dari internet.
“Untuk itu kami mohon maaf apabila sumber yang kami ambil dianggap keliru. Kami akan melakukan perbaikan atau revisi pada cetakan berikutnya,” tulis keterangan Yudhistira dalam situs resminya, Selasa, 12 Desember 2017.
Baca juga: Di Buku Pelajaran SD Ini Yerusalem Disebut Ibu Kota Israel
Pada buku IPS kelas VI KTSP terbitan Yudhistira, terdapat table daftar negara-negara Asia Barat beserta ibu kotanya. Dalam tabel tersebut, tercantum Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel.
Selama ini Israel mengklaim seluruh Yerusalem sebagai ibu kota mereka. Padahal, Palestina memandang kota suci itu sebagai ibu kota yang berdaulat. Ketika Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel, dunia mengecam. {emerintah Republik Indonesia menolak klaim sepihak tersebut.
Dalam keterangan di situs resmi mereka, Yudhistira menjelaskan bahwa data soal Yerusalem sebagai ibu kota Israel mereka ambil dari sumber internet “World Population Data Sheet 2010”. “Kami tidak mengetahui ternyata data tersebut belum diakui secara sah oleh lembaga internasional,” tulis Yudhistira dalam keterangannya.
Buku yang diterbitkan Yudhistira tersebut mengundang reaksi dari Forum Aksi Guru Independen (FAI) Kota Bandung. Ketua FAGI Kota Bandung Iwan Hermawan meminta buku yang juga masuk buku elektronik tersebut disobek. "Itu sama seperti klaim Presiden Amerika Serikat Donald Trump yang menyatakan Yerusalem ibukota ISrael," ujarnya.
ANWAR SISWADI
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini