Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Penjabat Gubernur Sulawesi Barat Zudan Arif Fakhrullah mengatakan persoalan anak putus sekolah menjadi salah satu hal yang perlu ditangani di wilayah itu. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat ada 48 ribu anak tidak sekolah.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Berdasarkan data BPS sebanyak 48 ribu anak di Sulbar atau sekitar 10,52 persen mengalami putus sekolah sehingga menjadi permasalahan pembangunan yang dihadapi Pemprov Sulbar," kata Zudan, Sabtu, 22 Juli 2023.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menurut Zudan, dampak dari tingginya anak putus sekolah di Sulbar mengakibatkan tingginya pernikahan anak usia dini serta masalah stunting dan kemiskinan ekstrem yang menambah permasalahan pembangunan di Sulbar. "Permasalahan anak putus sekolah akan diselesaikan pemerintah," ujarnya.
Adapun penyebab anak putus sekolah di Sulbar akibat beberapa faktor. Diantaranya pola pikir masyarakat yang menilai pendidikan bukan hal penting, ketidakmampuan ekonomi hingga minimnya dukungan anggaran pemerintah.
Zudan pun menyebut pihaknya mengajak seluruh pihak terkait untuk berkolaborasi, bergerak bersama guna menyelesaikan permasalahan anak tidak sekolah tersebut.
Salah satu langkah yang diambil pemerintah adalah menyekolahkan anak putus sekolah. Langkah itu akan dilaksanakan oleh Inspektorat Sulbar.
Kepala Inspektorat Sulbar M Natsir mengatakan pihaknya telah menyusun program yang akan menyekolahkan sebanyak 100 anak tidak sekolah di Kecamatan Pasangkayu dan Kecamatan Bambalamotu, Kabupaten Pasangkayu. "Pada peringatan Hari Kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 2023 nanti, sebanyak 100 anak tidak sekolah di Kecamatan Pasangkayu dan Kecamatan Bambalamotu tersebut akan diberikan pakaian sekolah agar mereka semua dapat kembali bersekolah," kata dia.