Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Bandung - Acara wisuda mahasiswa Universitas Katolik Parahyangan (Unpar) Bandung pada Jumat dan Sabtu, 15-16 November 2024 diwarnai ancaman bom.
Rektor Unpar Tri Basuki Joewono mengungkap, ancaman itu disampaikan lewat surat yang ditempel di area kampus dan ditemukan petugas pada Rabu pagi, 13 November 2024 atau dua hari sebelum wisuda dimulai. “Bagi kami hal seperti itu menjadi sangat serius kalau tentang keamanan dan keselamatan,” katanya saat ditemui Tempo di sela acara wisuda, Sabtu 16 November 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Unpar langsung segera berkoordinasi dengan kepolisian yang ditindaklanjuti dengan cepat karena dinilai sebagai masalah serius. Menurut Tri, gedung tempat acara wisuda yang diancam kemudian diperiksa namun tidak ditemukan bom seperti disebutkan dalam surat kaleng. “Sehingga kami yakin acara akan berjalan baik, opsi wisuda tetap harus berlangsung,” ujarnya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ia mengatakan kampus menelusuri pelaku teror. Namun begitu Unpar mengandalkan hasil penyelidikan dari kepolisian. Menurutnya, kasus ancaman itu ditangani kepolisian dari Sektor Cidadap, Polrestabes Bandung, dan Polda Jawa Barat melalui tim Panit Jibom Gegana Brimob Polda Jabar serta Densus 88. “Selama 70 tahun, Unpar baru kali ini ada teror. Semoga jadi yang terakhir,” kata Tri. Dia enggan menanggapi soal dugaan pelaku teror bom itu adalah mahasiswa yang gagal lulus atau diwisuda.
Selain kepada pihak keamanan, rektor juga berterimakasih kepada para lulusan dan keluarganya, mitra dan alumni yang memberikan dukungan moral bagi Unpar. “Meskipun tak dipungkiri ada kekhawatiran karena tersebarnya surat ancaman terkait pelaksanaan wisuda, namun kepercayaan yang diberikan kepada Unpar membawa dampak signifikan sehingga wisuda tetap bisa dilaksanakan,” ujar Tri.
Unpar menggelar upacara wisuda II Tahun Akademik 2023/2024 pada Jumat dan Sabtu, 15-16 November 2024. Acara wisuda itu diikuti oleh 1.521 orang lulusan. Riciannya sebanyak 34 orang lulusan diploma tiga, 1.288 lulusan sarjana, 134 lulusan magister, 11 lulusan doktor, serta 54 lulusan dari program vokasi insinyur.
Seorang wisudawan Dedi Yudistira yang meraih gelar doktor ilmu hukum mengatakan, kabar teror bom itu diketahuinya Jumat, 15 November 2024. “Kaget juga, menurut saya itu sesuatu yang harus diwaspadai,” ujarnya saat ditemui Tempo seusai wisuda, Sabtu 16 November 2024. Dia bersyukur ancaman teror itu tidak menjadi kenyataan sehingga pelaksanaan wisuda berjalan aman dan lancar.
Dia mengaku melihat surat ancaman bom itu dari foto yang beredar. Menurutnya sesuatu yang bersifat mengancam perlu ditelusuri dan ditindaklanjuti oleh kepolisian.