Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pendidikan

Penyebab Obat untuk Pasien Covid-19 Langka: Panic Buying hingga Stok Terbatas

Kemenkes telah menerima keluhan di masyarakat terkait dengan semakin sulit mendapatkan obat-obatan bagi pasien Covid-19

8 Juli 2021 | 19.41 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Juru Bicara Vaksinasi dari Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi, Foto: Lukas - Biro Pers Sekretariat Presiden

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) telah menerima keluhan di masyarakat terkait dengan semakin sulit mendapatkan obat-obatan untuk pasien Covid-19. Diduga salah satu penyebabnya adalah aksi panic buying yang dilakukan masyarakat.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Ya karena panic buying dan banyak masyarakat menyetok obat-obatan tersebut," kata Juru Bicara Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi, saat dihubungi, Kamis, 8 Juli 2021.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Nadia mengatakan Kementerian Kesehatan juga telah memanggil pedagang besar farmasi (PBF) untuk menindaklanjuti hal ini. Menurut PBF, kelangkaan obat ini juga terjadi karena stok yang terbatas dan masih menunggu pengiriman selanjutnya.

Untuk saat ini, Nadia mengatakan Kemenkes telah mengambil langkah antisipasi terhadap hal ini. Salah satunya dengan memanfaatkan stok yang tersisa.

"Kita menggunakan stok yang ada sambil menunggu produksi dari farmasi BUMN kita untuk produk generiknya," kata Nadia.

Kelangkaan obat-obatan ini terjadi tak hanya pada masyarakat yang mencari langsung di apotek. Sejumlah rumah sakit juga melaporkan sulitnya mencari obat bagi pasien mereka yang banyak diisi oleh pasien Covid-19.

Nadia pun meminta agar masyarakat tak memborong obat-obatan tersebut. Meski saat ini lonjakan kasus Covid-19 tengah terjadi, namun hal ini tak berarti mereka dapat sembarangan membeli obat-obatan itu.

"Kita memang sedang dalam kondisi sulit tentunya. Mari kita bersama bergandengan tangan untuk membantu sesama. Penggunaan obat keras tentunya harus di bawah pengawasan dokter, jangan abaikan demi keselamatan diri kita dan orang-orang yang betul-betul membutuhkan," kata Nadia.

Baca: Cetak Rekor Lagi, Kasus Baru Positif Covid-19 Per 8 Juli Tembus 38.391

Egi Adyatama

Egi Adyatama

Bergabung dengan Tempo sejak 2015. Alumni Universitas Jenderal Soedirman ini sejak awal meliput isu politik, hukum, dan keamanan termasuk bertugas di Istana Kepresidenan selama tiga tahun. Kini menulis untuk desk politik dan salah satu host siniar Bocor Alus Politik di YouTube Tempodotco

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus