Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Politik

Peringati Hari Lahir Pancasila, Megawati Sebut Nilai Agung dari Nenek Moyang

Megawati mengatakan 1 Juni 1945, dijadikan hari lahir Pancasila karena saat itulah pertama kali nilai-nilai luhur bangsa digali dan dirumuskan

1 Juni 2022 | 09.55 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Dewan Pengarah BPIP Megawati Soekarnoputri mengingatkan bahwa Pancasila merupakan dasar Negara Indonesia sebagai titik kesepakatan para pendiri bangsa yang harus menjadi roh pada setiap sendi kehidupan anak bangsa pada saat ini dan masa mendatang.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

“Nilai luhur yang terkandung dalam Pancasila adalah berasal dari nilai luhur nenek moyang kita yang mencerminkan nilai agung sebagai pedoman dalam menjalankan kehidupan berbangsa dan bernegara,” kata Ketua Dewan Pengarah BPIP Megawati Soekarnoputri dalam peringatan Hari Lahir Pancasila melalui kanal Youtube BPIP, Rabu, 1 Juni 2022.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Megawati mengatakan 1 Juni 1945, dijadikan momentum lahirnya Pancasila karena pada saat itulah pertama kali nilai-nilai luhur bangsa Indonesia digali dan dirumuskan untuk menjawab dasar Negara Indonesia merdeka pada saat masa sidang pertama BPUPKI.

Selain Megawati, Kepala BPIP KH. Yudian Wahyudi mengatakan lahirnya Pancasila sebagai ideologi negara merupakan kebijakan awal bagi bangsa Indonesia sebagai bangsa yang merdeka. “Pada hari ini kita dapat kembali memperingati Hari Lahir Pancasila, 1 Juni 2022. Kebulatan tekad dalam menyatukan pandangan hidup seluruh elemen bangsa memberikan keyakinan bahwa perbedaan merupakan keniscayaan lahiriah bahkan rahmat dari Tuhan,” ujarnya.

Dia mengatakan pembuktian dari pernyataan tersebut, yaitu rakyat yang senantiasa hidup dalam suasana hormat-menghormati dan sayang-menyayangi. Perilaku ini adalah bukti bahwa bangsa Indonesia adalah bagian dari sejarah masa depan umat manusia yang akan terus mewariskan keluhuran jiwa sebagai rasa syukur pada lima konsensus.

“Darul Ijma’, ketuhanan keagamaan, kemanusian, persatuan, kerakyatan, dan keadilan sosial. Kemerdekaan memberi kita nikmat segala-galanya. Namun demikian, dalam upaya mencatatkan sejarah masa depan umat manusia kita harus memiliki kebesaran jiwa,” kata Yudian Wahyudi.

Kebesaran jiwa, kata Yudian, tegasnya adalah mampu memandang ke dalam sebagai kesatuan dan mampu memandang keluar, tentunya juga sebagai kesatuan. “Di luar kita hari ini terdapat derasnya perkembangan teknologi informasi, ketegangan politik global, perubahan iklim, dan mutasi berbagai penyakit seperti halnya Covid-19 yang sekarang sudah tertangani,” ujarnya.

Menurutnya, suatu bangsa dituntut mampu mempraktikkan ideologi bangsanya dalam berbagai langkah konkret untuk merespons setiap tantangan yang hadir. Sebagai ideologi, Pancasila memberikan kerangka nilai yang harus diterjemahkan ke dalam berbagai kebijakan yang berorientasi persatuan nasional, tata kelola yang baik, dan kemaslahatan publik.

“Dalam memperingati lahirnya Pancasila, Badan Pembinaan Ideologi Pancasila mengajak seluruh elemen bnagsa untuk menjadi bagian penting dalam menyelesaikan tantangan ini. Kami siap hadir sebagai saudara sebangsa yang bersama-sama mampu membangun kemajuan yang dimulai dari diri sendiri, sehingga tercipta gotomg royong yang merupakan nilai inti dari Pancasila brjalan dalam setiap dimensi,” kata Kepala BPIP Yudian.

MUTIA YUANTISYA

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus