Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Politik

Pernah Kolaborasi, Begini Fadli Zon Mengenang Sosok Ari Malibu

Puisi Fadli Zon untuk mengenang maestro biola Idris Sardi yang berjudul "Berhenti" pernah dimusikalisasikan oleh Ari Malibu.

15 Juni 2018 | 12.27 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, Fadli Zon. TEMPO/Dhemas Reviyanto

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Fadli Zon turut mengenang sosok musikus Ari Malibu yang baru saja berpulang tadi malam. Melalui akun Twitter-nya, @fadlizon, dia menyampaikan ucapan belasungkawa atas meninggalnya musikus senior tersebut.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Selamat jalan Mas Ari Malibu yang meninggalkan kita di malam Idul Fitri ini. Semoga mendapat tempat terbaik di sisi Allah SWT. Al Fatihah," cuit Fadli Zon, Kamis malam, 14 Juni 2018.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Tadi malam, di tengah gemuruh malam takbir menjelang Idul Fitri, Ari Malibu tutup usia. Dia meninggal pada pukul 20.25 WIB di Rumah Sakit Kramat setelah beberapa bulan terakhir dirawat karena kanker kerongkongan.

Ari Malibu adalah musikus kelahiran Makassar. Ari sempat bergabung dengan kelompok vokal asal Bandung, Pahama, sebelum pada 1982 membentuk duet dengan Reda Gaudiamo. Sejak 1987, AriReda terlibat dalam proyek apresiasi seni yang diprakarsai Sapardi Djoko Damono dan Fuad Hasan. Mereka pun aktif memusikalisasikan puisi karya penyair tanah air.

Puisi Fadli Zon adalah salah satu karya yang pernah dimusikalisasikan Ari Malibu. Puisi itu berjudul "Berhenti", dibuat Fadli untuk mengenang maestro biola Idris Sardi yang meninggal pada 28 April 2014.

Dalam cuitannya di Twitter tadi malam, Fadli Zon juga menautkan video Youtube saat dia membacakan puisinya yang dinyanyikan Ari. "Kolaborasi dengan Ari Malibu, puisi saya "Berhenti" dinyanyikan Ari Malibu," tulis Fadli.

Berikut puisi karya Fadli Zon yang bertajuk "Berhenti" itu:

Hari ini, perjalanan hidupmu berhenti
Nafas berhenti
Denyut nadi berhenti
Pikiran berhenti
Semangat menggebu itu berhenti

Kau pergi tinggalkan cerita tentang cinta dan bahagia
Tentang duka dan derita
Tentang peristiwa dari masa ke masa
Tentang kalah dan menang
Tentang mimpi dan realita
Tentang tanah pusaka dan Sang Pencipta
Tentang keikhlasan dan doa

Kau bertutur rasa dengan biola
Hari ini biolamu berhenti
Tak ada getar dawai membelah sunyi
Jemari lincah kaku sudah
Kini tinggal suara jiwa menyobek hati
Merangkai rindu tak tentu arah

Hari ini waktumu berhenti
Lepaslah semua beban
Pergi tersenyum menghadap Tuhan
Selamat jalan sang legendaris
Jejak karyamu tak pernah habis
Melintang sepanjang zaman
Abadi dalam kenangan

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus