Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Pencapresan Partai Keadilan Sejahtera Suhud Alyuddin mengklaim partainya tak terpengaruh dengan keberadaan organisasi masyarakat Gerakan Arah Baru Indonesia atau Garbi yang diinisiasi eks Presiden PKS Anis Matta. Suhud mengatakan partainya juga tak menganggap Garbi sebagai ancaman.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Tidak sama sekali (menganggap sebagai ancaman)," kata Suhud kepada Tempo, Kamis, 18 Oktober 2018.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Garbi merupakan organisasi masyarakat yang diinisiasi Anis Matta dan sejumlah loyalisnya, di antaranya Fahri Hamzah, Mahfudz Siddiq, Mahfudz Abdurrahman, Jazuli Juwaini, Sukamta, dan almarhum Taufik Ridlo.
Mahfudz Siddiq sebelumnya menuturkan Garbi terbentuk lantaran gagasan arah baru Indonesia dimusuhi oleh para elite PKS era Sohibul Iman. Menurut Mahfudz, gagasan itu dituding sebagai gerakan mengkudeta PKS.
Suhud menegaskan partainya tak memandang Garbi sebagai ancaman. Menurut dia, terbentuknya ormas tersebut merupakan hal lumrah dalam demokrasi. Soal bergabungnya kader PKS dengan Garbi juga merupakan hak politik dari individu yang bersangkutan.
Alih-alih merasa terancam, Suhud justru berharap Garbi bisa digandeng sebagai mitra. Dia berharap PKS dan Garbi bisa bekerja sama dalam menjawab permasalahan bangsa. "Karena sebagian besar dari mereka berasal dari rahim pembinaan PKS, maka akan lebih mudah membangun kesepahaman," ujarnya.
Suhud juga menampik PKS melakukan pemecatan terhadap kader yang bergabung atau dekat dengan Garbi. Menurut Suhud, partai hanya melakukan pergantian atau pemindahan posisi terhadap kader-kadernya sesuai kebutuhan. "Penempatan atau penunjukan seorang kader di posisi atau jabatan tertentu baik di internal struktur maupun jabatan publik itu sifatnya penugasan atau mandatory," kata Suhud.
Menurut Suhud, aturan tersebut sudah dipahami kader partai sedari awal. Dia mengatakan pergantian atau pemindahan pejabat merupakan hal lazim di partainya.
Suhud juga mengklaim PKS solid menyongsong pemilihan legislatif dan pemilihan presiden 2019. "PKS tetap solid, pengurus yang mundur sudah diganti, organisasi berjalan seperti biasa," ujarnya.