Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Nama organisasi Gerakan Arah Baru Indonesia atau Garbi diperbincangkan setelah terjadinya insiden penolakan terhadap Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Fahri Hamzah di Kupang, Nusa Tenggara Timur. Fahri datang untuk menghadiri acara Orasi Kebangsaan dan Deklarasi Garbi yang rencananya digelar Kamis, 18 Oktober 2018.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Saya menunggu konfirmasi saja, karena harusnya setiap perjalanan pejabat itu kan ada atensi dari petugas keamanan setempat. Itu rutin," kata Fahri di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa, 16 Oktober 2018.
Siapa dan apa itu Garbi?
Garbi merupakan organisasi relawan yang didirikan mantan Presiden PKS Anis Matta. Sejumlah kader PKS loyalis Anis pun bergabung dalam organisasi relawan itu. Kelompok ini muncul dan mendeklarasikan diri di sejumlah daerah sejak awal-awal 2018.
Politikus PKS Mahfudz Siddiq, yang juga merupakan anggota Garbi, mengatakan Garbi merupakan organisasi masyarakat yang baru tumbuh dari bawah. "Saya melihat agenda mereka masih merintis jalan organisasinya," kata Mahfudz kepada Tempo pada 4 Oktober lalu.
Garbi menggelar kegiatan yang berbeda-beda di setiap daerah. Di Sulawesi Tengah, kata Mahfudz, relawan Garbi berfokus membantu korban bencana tsunami Palu dan Donggala.
Deklarasi relawan Garbi di Lampung dan Riau juga digelar akhir September dan Ahad lalu. Di dua daerah ini, relawan Garbi menyasar kalangan milenial dan mengajak mereka untuk terlibat dalam pembangunan Indonesia.
Baru-baru ini, ribuan mantan kader PKS di Bali juga mendeklarasikan Garbi setelah hengkang dari partai. Deklarasi itu berlangsung pada Sabtu, 6 Oktober lalu di Lapangan Niti Mandala Renon, Denpasar. Deklarasi itu ditandai dengan pelepasan sekitar 500 balon berwarna merah dan dihadiri sejumlah tokoh masyarakat.
BUDIARTI UTAMI PUTRI | BERBAGAI SUMBER