Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Kisruh internal terjadi di kubu Partai Keadilan Sejahtera atau PKS Sulawesi Selatan menjelang Pemilihan Umum (Pemilu) 2019. Para loyalis Anis Matta keluar dari pengurus PKS dan membentuk Gerakan Arah Baru Indonesia (Garbi).
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sekretaris Umum DPW PKS Sulawesi Selatan Imam Rohani mengakui para loyalis mantan Presiden PKS Anis Matta tak ada dalam pengurusan lagi. Namun ia enggan berkomentar lebih jauh terkait persoalan yang menimpa partainya. “Kita fokus pemenangan sajalah,” kata Imam kepada Tempo, Selasa 30 Oktober 2018.
Ia mengatakan pihaknya tak ingin menanggapi lebih jauh tentang Garbi yang diinisiasi Anis Matta. Menurutnya biarlah Garbi bergerak sesuai keinginan mereka. Begitu juga dengan PKS yang hanya fokus ke Pemilihan Presiden dan Pemilihan Legislatif. “Dari pada kita sibuk ngurus ekspansi keluar, mending kita fokus ke pemilu saja,” tutur Imam. Soal kisruh, ia meyakini bahwa hal itu tak akan berpengaruh di Pemilu 2019, termasuk kehadiran Garbi tersebut.
Saat Tempo menyambangi kantor DPW PKS Sulsel terlihat tak ada aktivitas, hanya terlihat seorang penjaga saja. Menurut lelaki itu, kantor ini hanya berfungsi saat ada kegiatan rapat pengurus. “Semalam (Senin malam 29 Oktober) ada rapat,” kata penjaga saat ditemui di lantai dasar kantor DPW PKS Sulsel Jalan Ir. Sutami, Kecamatan Biringkanaya Kota Makassar.
Kantor tersebut terlihat masih dalam pengerjaan sehingga dipagari seng. Namun kisruh yang terjadi tak berpengaruh sampai terjadi rebutan kantor antar Garbi dan pengurus PKS.
Eks Sekretaris DPW PKS Sulsel, Taslim Tamang mengaku pengurus wilayah yang menempati kantor PKS di Jalan Ir. Sutami. “Pengurus DPW yang berkantor disana,” kata Ketua Harian Gerakan Arah Baru Indonesia (Garbi) Sulsel ini.