Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Politik

Presiden: Kerusuhan di Wamena Bukan Konflik Kelompok Etnis

Pelaku kerusuhan diduga merupakan anggota kelompok bersenjata yang menyamar sebagai warga setempat.

1 Oktober 2019 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Koordinator subkomisi penegakkan HAM, Amiruddin (kiri) dan Ketua Komisi Nasional Hal Asasi Manusia (HAM)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

BOGOR - Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengatakan bahwa kerusuhan di Wamena, Kabupaten Jayawijaya, Papua, bukan merupakan konflik kelompok etnis. Kerusuhan yang terjadi pada 23 September lalu disebabkan oleh kelompok bersenjata yang menyerang warga dan membakar permukiman. Selanjutnya, mereka menciptakan isu bahwa kerusuhan tersebut adalah konflik antarwarga.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Jangan ada yang menggeser-geser kerusuhan ini menjadi sebuah konflik etnis. Ini (pelaku) adalah kelompok kriminal bersenjata yang dari atas gunung turun dan melakukan pembakaran-pembakaran rumah warga," kata Jokowi di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, kemarin.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kerusuhan pecah di Wamena pada 23 September lalu. Sekelompok orang tiba-tiba menyerang warga dan membakar rumah penduduk. Pada saat itu juga beredar kabar bahwa sejumlah siswa sekolah marah karena beredar kabar ada guru sekolah yang melontarkan ujaran rasial.

Dalam kerusuhan itu, 33 orang meninggal dan 79 orang lainnya terluka. Selain itu, sekitar 150 rumah dan toko terbakar. Kantor Bupati Jayawijaya dan sejumlah gedung pemerintah juga ikut dibakar. Selain itu, lebih dari seratus kendaraan ikut dibakar. Akibatnya, lebih dari 7.000 orang terpaksa mengungsi dari Wamena. Dari masifnya tingkat kerusakan, aksi tersebut diduga bukan perbuatan anak usia sekolah.

Jokowi mengimbau masyarakat, khususnya warga Wamena, agar tetap tenang dan tidak terprovokasi oleh beredarnya isu konflik antar etnis-kelompok etnis. Ia mengapresiasi langkah Kepala Suku Lembah Baliem di Wamena yang mengimbau seluruh warga di sana agar tidak terprovokasi dan mengungsi ke luar Wamena. "Ini saya kira sebuah imbauan baik," ujarnya.

Presiden juga sudah meminta kepolisian agar segera mengusut dan menangkap para perusuh. "Polisi telah menangkap beberapa tersangka yang melakukan pembunuhan dan pembakaran di Wamena," kata Jokowi.

Kepala Biro Penerangan Kepolisian RI, Brigadir Jenderal Dedi Prasetyo, menjelaskan bahwa pihak kepolisian telah menangkap sejumlah tersangka. "Dari KNPB (Komite Nasional Papua Barat), ada dua," ujarnya, kemarin. Kepolisian menduga KNPB merupakan kelompok di balik kerusuhan Wamena.

Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Wiranto juga menuding Organisasi Papua Merdeka (OPM) berada di balik kerusuhan itu. "Mereka berusaha membangun suatu kerusuhan dan ekspose ke dunia luar," kata Wiranto dalam konferensi pers di kantor Kemkopolhukam, di Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, kemarin. Ia mengatakan, meski semakin kecil jumlahnya, OPM masih tersisa dan terus bergerilya di Papua.

Wiranto mengatakan kondisi keamanan di Wamena sudah mulai pulih. Pemerintah akan menjamin keamanan seluruh warga Wamena. "Jaminan keamanan baik dari pemuka adat maupun aparat," ujarnya.

Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) mengatakan bahwa ada gerakan massa yang sengaja menciptakan kerusuhan di Wamena, seperti membawa senjata dan melakukan pembakaran. "Namun belum dapat dipastikan siapa yang membawa (senjata)," ujar Ketua Komnas HAM, Ahmad Taufan Damanik, dalam konferensi pers di kantor Komnas HAM di Jalan Latuharhari Nomor 4-B, Jakarta Pusat, kemarin.

Dalam kesempatan itu, Komnas HAM meminta agar pemerintah terus melakukan pendekatan dialog untuk meredam gejolak di Papua. Salah satunya adalah berdialog dengan tokoh-tokoh masyarakat di Papua.

"Harus ada dialog konstruktif dalam rangka mencapai solusi perdamaian. Kalau tidak, bisa saja memicu ketegangan lebih buruk," kata Ahmad Taufan. ESTER ARLIN K. (MAGANG) | FRISKI RIANA | AGUNG SEDAYU


Presiden: Kerusuhan di Wamena Bukan Konflik Kelompok Etnis

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus