Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
RASA penasaran mengusik Adjie Silarus saat membaca lini masa akun Twitter-nya, Sabtu dua pekan lalu. Ketika itu, penulis yang juga ahli meditasi ini mengetahui terjadi kerusuhan di Kota Tanjungbalai, Sumatera Utara, sehari sebelumnya.
Di kota yang jaraknya sekitar lima jam dari Medan jika ditempuh melalui jalur darat itu telah terjadi aksi anarkistis. Sejumlah penduduk diketahui membakar dan merusak beberapa vihara dan kelenteng di sana. Insiden ini terjadi beberapa jam sebelumnya. Protes seorang warga terhadap bunyi pengeras suara masjid disebut-sebut sebagai pemicu kerusuhan. "Ini kondisi yang cukup genting," kata Adjie, Kamis pekan lalu.
Dia prihatin ketika mengetahui kerusuhan itu dipicu provokasi di media sosial. Adjie khawatir karena provokasi di media sosial berpotensi memicu konflik di daerah lain. Apalagi cuitan yang muncul di Twitter dan Facebook kebanyakan ajakan kepada netizen untuk bereaksi keras atas tindakan membatasi bunyi pengeras suara masjid. "Ada yang mengompori," ujarnya.
Dengan semua keprihatinannya itu, Adjie memutuskan bergerak menggalang dana untuk memperbaiki dan membangun kembali vihara dan kelenteng yang rusak akibat kerusuhan, melalui dunia maya. Penggalangan dana diharapkan bisa mempersatukan netizen untuk bersama-sama memulihkan situasi di Tanjungbalai. Apalagi tempat ibadah yang rusak sudah sepatutnya diperbaiki agar bisa dipergunakan lagi. "Jangan pikirkan tempat ibadah agama apa," katanya. "Ini urusan kemanusiaan."
Untuk merealisasi idenya, pada Ahad pekan lalu, Adjie menghubungi Vikra Ijas, pengelola kitabisa.com, situs penggalangan dana sosial. Dalam percakapan itu, ia bertanya kepada Vikra mengenai ada-tidaknya penggalangan dana untuk memperbaiki vihara dan kelenteng Tanjungbalai di kitabisa.com. "Karena belum ada, kami tawari Adjie sebagai penggagas," ucap Vikra. Adjie menerima tawaran itu lantaran memang sudah beberapa kali menjadi penggagas donasi di situs tersebut.
Tim kitabisa.com bergerak merespons ide Adjie. Mereka berkoordinasi untuk membuat laman donasi perbaikan vihara dan kelenteng di Tanjungbalai. Pada Senin pekan lalu, laman donasi kitabisa.com/viharatanjungbalai dipublikasikan dan diberi judul "Bangun Kembali #ViharaTanjungBalai". Adjie ikut mempublikasikan laman itu lewat media sosial. "Saya share, lalu di-share lagi oleh teman-teman."
Kampanye pengumpulan dana dijadwalkan berlangsung hingga akhir pekan ini. Targetnya terkumpul Rp 100 juta untuk memperbaiki vihara dan kelenteng. Selama kampanye, tim kitabisa.com memantau setiap sumbangan yang masuk ke rekening mereka. Hingga Kamis pekan lalu, laman donasi Tanjungbalai sudah mengumpulkan lebih dari Rp 11 juta. Angka itu merupakan urunan hampir 70 orang netizen.
Menurut Vikra Ijas, jika target dana donasi tak tercapai, uang yang terkumpul akan tetap disalurkan ke Tanjungbalai. Kendati begitu, Vikra melanjutkan, tim kitabisa.com belum memutuskan mekanisme penyaluran donasi: diserahkan langsung atau dititipkan ke organisasi sosial yang bakal datang ke lokasi. "Kami masih menjajaki channel penyaluran donasi," katanya.
Ketua pengelola kitabisa.com, Alfatih Timur, mengatakan kampanye penggalangan dana perbaikan vihara menjadi momentum bagi netizen untuk berbagi kepada sesama. "Ini kesempatan beramal," ujarnya. PRIHANDOKO
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo