Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Politik

Revolusi 45 versi jepang

Kaum pria jepang kini mulai latah merasuki dunia perempuan. buku "revolution 45" menyuguhkan foto lelaki bugil, modelnya akira nishikino, penyanyi top. warga jepang gemar ngintip bulu di balik celana orang lain.

15 Januari 1994 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

DI banyak negara kaum cewek sibuk menyundul-nyundul dunia pria. Tapi di Jepang kaum pria yang latah merasuki dunia para cewek. Contohnya, ada buku Revolution 45 -- menyuguhkan foto pria bugil -- yang dilansir Leeds Inc., penerbit berskala menengah di Tokyo, Desember lampau. Modelnya adalah Akira Nishikino, 45 tahun, penyanyi yang pernah beken di sana dan kini sering tampil di layar kaca setempat. Sebagian foto seksi Nishikino baru-baru ini kemudian dikutip Josei Jishin, majalah wanita mingguan. Dihidangkan dua halaman dalam tata warna, di bawah judul "Kali ini pria yang buka-bukaan. Tahun 1994 adalah era pria telanjang!" Nishikino seakan cemas memasuki usia-lanjut (harap tidak disingkat, sebab bunyinya: sia-lan), ayah dua putri ini lalu kebelet membekukan hari-hari di akhir masa mudanya dalam pose bugil. Buku 80 halaman itu harganya 3.500 yen (sekitar Rp 70.000). "Kami mencetaknya 30.000 eksemplar. Calon pembelinya diharapkan wanita seusia Nishikino, serta cewek yang baru jadi penggemarnya," kata juru bicara Leeds kepada Seiichi Okawa dari TEMPO. Di Amerika Serikat, yang merupakan kiblat khas orang Jepang, sajian media cetak tentang pria buka-bukaan tentu bukan cerita baru. Paling akhir, bahkan aktor Rambo Sylvester Stallone dipajang bugil di sebuah majalah. Tapi, untuk Jepang, kehadiran buku Nishikino ini merupakan jenisnya yang pertama dalam sejarah dunia publikasinya. Sajian foto dalam Revolution 45 itu boleh jadi kurang sehangat Syuga-nya Dewi, jika yang melihatnya kaum pria. Namun, pihak penerbitnya yakin, buku itu bakal habis dalam beberapa bulan ini. Di situ sang model berpose tegak di pantai, atau berenang, dan sebagian besar dipotret dari belakang. Atau ada yang memakai celana jins, tapi bagian anunya tersingkap sedikit, hingga tampak rambutnya. "Nishikino-san sangat puas dengan Revolution 45, sebab dapat menjadi kenangan dari usia 45 tahun," kata seorang stafnya. "Honornya tak besar," kata si penerbit. Lebih jauh mereka bilang, belum ada rencana lagi bikin buku sejenis itu. Bukan berarti tertutup kemungkinannya. Sebab, jika postur tubuhnya lumayan macho, dan si model tak malu memperagakan rambutnya, inilah kunci sukses bagi foto pria telanjang di Tahun Anjing sekarang. Dan dalam wawancara di televisi setempat, Nishikino bilang ihwal hair-nya bukan sesuatu yang eksklusif. "Siapa saja juga punya," ujarnya. Namun, seperti diungkapkan Nona Hayashi, sebut saja begitu, ia membeli buku itu buat memuaskan rasa ingin tahu saja. "Inilah dampak kian mandirinya cewek Jepang, sampai hair kaum pria pun jadi komoditi dagang," komentar seorang wartawan di Tokyo. Menurut dia, kini memang ada kegemaran baru di Negeri Sakura, yaitu ingin mengintip bulu di balik celana orang lain. Buset!Ed Zoelverdi

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus