Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Politik

Ricuh Fakfak Diduga Akibat Bendera Bintang Kejora OPM

Masyarakat Barisan Merah Putih meminta OPM menurunkan Bendera Bintang Kejora. Bupati Fakfak dipaksa memegang bendera.

21 Agustus 2019 | 14.06 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Bendera bintang kejora di Jayapura [TEMPO/Rully Kesuma].

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Kepolisian Sektor Fakfak Ajun Komisaris Besar Deddy Four Millewa mengatakan pengibaran Bendera Bintang Kejora oleh Organisasi Papua Merdeka (OPM) penyulut ricuh pagi tadi, 21 Agustus 2019, sekitar pukul 09.00 WIT.

"OPM ini mendirikan Bendera Bintang Kejora dan memaksa Bupati Fakfak ikut memegang bendera tersebut," ujar Deddy saat dihubungi, Rabu, 21 Agustus 2019.

Di sisi lain, warga setempat yang disebut Deddy tergabung dalam Masyarakat Barisan Merah Putih, langsung meminta OPM menurunkan bendera tersebut. Namun, OPM menolak dan melakukan perlawanan sehingga kemudian menimbulkan saling serang.

Tak cuma itu. OPM bahkan akan membakar bandar udara (bandara) dan kantor pemerintah daerah setempat. Menurut Deddy, polisi lantas menghalangi tapi mereka malah lari ke pasar.

"Mereka bakar pasar. Ketika pasar dibakar, masyarakat menyerang balik," ucap dia.

Deddy memastikan situasi di Kabupaten Fakfak telah kondusif. Polri dan TNI terus berkomunikasi dengan tokoh agama dan adat untuk meredam emosi massa. Polda Papua Barat pun mengirimkan pasukan tambahan seusai kerusuhan untuk menjaga keamanan setelah pengibaran Bendera Bintang Kejora OPM.

ANDITA RAHMA

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus