Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil memberikan bantuan di salah satu wilayah adat Sunda tertua di Jawa Barat, Kasepuhan Ciptagelar yang berada jauh di puncak gunung perbatasan Jawa Barat dan Banten.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Bantuan tersebut diberikan untuk perbaikan tenaga listrik micro hydro, kampung tersebut kebutuhan listriknya dipenuhi dari turbin yang mengolah air-air sungai yang mengalir di wilayah ini. Bantuan tersebut sekaligus untuk pemulihan ekonomi kampung yang terdampak covid-19.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Bantuan diberikan untuk perbaikan micro hydro, karena kampung ini seluruh listriknya datang dari turbin yang mengolah air-air sungai yang mengalir disana, sekaligus bantuan untuk pemulihan ekonomi kampung terdampak oleh covid,” tulis Ridwan Kamil.
Kegiatan tersebut Ridwan Kamil bagikan lewat media sosial Twitternya pada Kamis, 25 Maret 2021. Ridwan Kamil juga menyempatkan bermalam di Kasepuhan Ciptagelar itu, yang merupakan sedikit dari kearifan lokal yang masih tersisa dari kebudayaan Sunda Tua di era modern.
Kasepuhan Ciptagelar memiliki tradisi untuk menghormati alam dengan menabung beras, kearifan lokal tersebut menjadikan penduduk setempat tidak pernah mengalami krisis pangan.
Beras tersebut ditabung secara lestari di dalam bangunan kecil yang diberi nama leuit. Ciri-ciri bangunan leuit berbentuk nyikas, yaitu kecil bagian bawah serta besar bagian tengah dan atas.
Bahan baku yang digunakan untuk membangun leuit terdiri atas kayu, bambu, ijuk, dan daun kiray. Di daerah Kasepuhan Ciptagelar, terdapat bangunan leuit yang berusia lebih dari 180 tahun lebih dan dibangun sejak tahun 1839 lalu.
“Beras ini disimpan lestari di bangunan kecil bernama LEUIT. Dan uniknya masih ada tabungan beras yang tersimpan dari tahun 1839.” tulis Ridwan Kamil yang menemukan konteksnya dengan rencana pemerintah pusat melakukan impor beras.
Ridwan Kamil berharap Kasepuhan Ciptagelar dengan kearifan lokalnya tetap lestari meski banyak digempur erupsi atau inovasi besar-besaran oleh modernitas dan musim pagebluk yang membuat banyak masalah untuk banyak pihak.
HENDRIK KHOIRUL MUHID