Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Sekretaris Jenderal Partai Bulan Bintang Afriansyah Ferry Noer menyayangkan desakan mundur yang dilayangkan Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia terhadap Ketua Umum PBB Yusril Ihza Mahendra. Desakan ini muncul setelah Yusril menjadi kuasa hukum pasangan Jokowi-Ma'ruf Amin.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Saya sangat menyayangkan desakan dari Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia yang disampaikan dalam diskusi di Jawa Timur. Diskusi itu tidak mengundang dan melibatkan Pak Yusril Ihza Mahendra," kata Afriansyah melalui keterangan tertulis di Jakarta, Rabu, 2 Januari 2019.
Ferry mengatakan Dewan Dakwah selama ini tidak pernah mengajak dan melibatkan Yusril untuk berdiskusi. Karena itu dia menilai desakan mundur itu justru mendiskreditkan Yusril. Menurut Ferry, cendikiawan Muslim Thohir Luth yang menyuarakan agar Yusril mundur dalam forum Dewan Dakwah bukanlah kader PBB. Dia menduga Thohir memiliki agenda memecah-belah PBB.
Ferry berharap simpatisan dan kader partai tidak terpancing atas desakan tersebut, karena adanya upaya adu domba yang dilakukan untuk memecah belah PBB. "Para kader PBB harus tetap tenang dan terus fokus menghadapi Pemilihan Legislatif 2019," ujar dia.
Sebelumnya, Forum Silaturahim Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia Jawa Timur meminta MS Ka'ban sebagai Ketua Majelis Syuro DPP Partai Bulan Bintang menegur Yusril Ihza Mahendra selaku ketua umum partai tersebut atas sikap politiknya pada Pemilihan Umum Presiden 2019.
Menurut Dewan Dakwah, para kader belum dapat memahami keputusan Yusril bersedia menjadi pengacara Pasangan Calon Presiden Joko Widodo-Wakil Presiden Ma'ruf Amin. Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia menegaskan kepeduliannya terhadap Partai Bulan Bintang selaku wali amanah bersama 27 ormas Islam yang turut membidani lahirnya PBB untuk melanjutkan perjuangan politik Partai Masyumi.
Sementara itu, MS Ka'ban mengatakan gonjang-ganjing politik di tubuh PBB saat Yusril menjadi pengacara pasangan capres nomor urut 01 belum bisa dipahami secara jernih oleh keluarga besar, simpatisan dan kader partai. "Akan tetapi, seribut dan seriuh apapun, PBB harus tetap utuh. Puluhan tahun saya mengenal Yusril selaku pribadi yang tetap konsisten dalam perjuangannya," kata Ka'ban.