Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Politik

Serangan fajar suku moi

Sekitar 60 orang suku moi menyerbu base camp pemegang hph. ada janji adat yang tak dipenuhi. sumber penghidupan mereka di hutan punah.

19 Desember 1992 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

PARANG, tombak, dan panah sudah disiapkan. Potongan pipa pun ikut dibawa. Lewat tengah malam, dengan obor di tangan, rombongan 60 orang suku Moi itu berangkat dari Desa Klayili, Mak bon, di pedalaman Sorong, Irian Jaya. Di malam pekat itu mereka menempuh lebih dari 60 kilometer. Sasaran sudah ditetapkan: base camp pemegang HPH (hak pengusahaan hutan) PT Intimpura Timber Co. Rombongan dengan amarah memuncak itu sampai di base camp menjelang fajar Sabtu tiga pekan lalu. Tampaklah Choi Naan Shik, 58 tahun, mitra kerja Intimpura. yang tengah menyirami bunga di halaman base camp. Tanpa ampun, orang Korea Selatan itu dihajar dengan sepotong pipa. Choi roboh. Temannya, Eum Young Min, mencoba membela rekan sekampungnya. Sial. Young Min pun dirobohkan massa. Yuri Mawengkang, kepala bagian perencanaan, tampaknya yang diincar suku Moi. Lulusan IPB Bogor ini akhirnya keluar barak setelah Marthen Osok, pimpinan penyerbu, mengancam akan membakar base camp. Yuri pun dihajar. Delapan buah kendaraan Intimpura diringsekkan. Dengan membajak truk Intimpura, tiga pimpinan PT yang lunglai dan babak belur tadi diangkut dan hendak dibawa ke Gedung DPRD Sorong. Entah bagaimana awalnya, timbul keberanian sopir truk Intimpura yang dibajak ini membelokkan mobilnya ke Markas Polres Sorong. Sebelum sempat mengayunkan parang atau meluncurkan panah, 42 orang suku Moi yang mengawal ketia "sandera" di atas truk itu ditahan polisi. Tiga korban penyerbuan dilarikan ke RS Pertamina Sorong. Pangkal serbuan tersebut adalah soal perizinan adat yang dilanggar. Alkisah, adalah sebuah izin adat dikeluarkan pada 24 Juni lalu dari wakil-wakil suku Moi yang menguasai hutan adat di Desa Klayili dan sekitarnya. Antara lain disebutkan, tim survei yang dibentuk Intimpura harus mengikutsertakan suku Moi. Kemudian, jenis kayu yang bisa menopang kehidupan suku Moi -- misalnya damar, lawan, dan cempedak -- tak boleh ditebang. Tempat-tempat yang dinyatakan keramat harus diberi tanda khusus dan tak disentuh mesin penebang. Menurut sebuah sumber TEMPO, ada pula janji dari pihak perusahaan untuk membuat fasilitas pendidikan bagi anak-anak Moi. Namun, sampai kini janji itu tinggal janji. Soal penebangan pun menjadi urusan. Pihak Moi keberatan dengan niat membabat areal konsesi tertentu karena menganggap survei belum tuntas. Namun, Intimpura tetap melakukan pembabatan. Itu yang dianggap oleh suku Moi sebagai pelanggaran. Menurut Subroto, kepala cabang Intimpura Sorong, pihaknya tetap melakukan penebangan karena sudah punya izin resmi dari Departemen Kehutanan. Sejauh ini, belum ada konfirmasi soal izin itu. Menurut sebuah sumber kepada Mochtar Touwe dari TEMPO, areal HPH seluas 330 ribu hektare itu sebenarnya milik Kodam Trikora sejak 1973. Untuk itu, Kodam bekerja sama dengan Intimpura yang memperoleh hak pengelolaan selama 20 tahun. Pada bulan November 1991, sekitar 80 penduduk Moi menyerang kantor cabang Dinas Kehutanan Sorong. Mereka menolak kehadiran Intimpura, salah satu anak grup Henderson -- perusahaan kayu lapis terbesar di Irian laya. Warga Moi yang menyerang dan merusak akan diproses sesuai dengan hukum. Tapi bagaimana dengan Intimpura, kalau terbukti menyalahi izin dan janji? TH

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus