Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Politik

Soal Percepatan Penggantian Panglima TNI, Pakar Khawatir Jokowi Intervensi Pilpres 2024 untuk Bantu Gibran

Dia mempertanyakan apa yang sebenarnya Jokowi kejar dari percepatan penggantian Panglima TNI tersebut.

31 Oktober 2023 | 11.17 WIB

Presiden Joko Widodo ditemani Panglima TNI Yudo Margono meninjau ladang jagung yang ada di kawasan food estate, Desa Wambes, Kecamatan Mannem, Kabupaten Keerom, Provinsi Papua, Kamis, 6 Juli 2023. Foto: Laily Rachev - Biro Pers Sekretariat Presiden
Perbesar
Presiden Joko Widodo ditemani Panglima TNI Yudo Margono meninjau ladang jagung yang ada di kawasan food estate, Desa Wambes, Kecamatan Mannem, Kabupaten Keerom, Provinsi Papua, Kamis, 6 Juli 2023. Foto: Laily Rachev - Biro Pers Sekretariat Presiden

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

TEMPO.CO, Jakarta - Pengamat Militer dan Pertahanan, Connie Rahakundini Bakrie menilai penunjukan Jenderal Agus Subiyanto sebagai Panglima TNI oleh Presiden Jokowi terlalu terburu-buru. Sebab, Panglima TNI Yudo Margono yang masih memiliki waktu sebelum pensiun.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

"Isunya sudah santer saya dengar. Tapi saya pikir itu hanya gosip. Saya pikir Presiden sebagai panglima tertinggi, harusnya tanpa ada kesalahan dari seorang Panglima Yudo Margono, dan tidak berbuat kesalahan apa pun, harusnya tidak usah buru-buru, toh tinggal berapa lama," kata Connie di Rumah Pemenangan Ganjar-Mahfud Md, Jakarta Pusat pada Senin, 30 Oktober 2023. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Sebagai seorang akademisi di bidang militer, Connie menilai percepatan ini justru aneh dan membuatnya curiga ihwal penunjukan Agus sebagai Panglima TNI. Dia mempertanyakan apa yang sebenarnya Jokowi kejar dari percepatan penggantian tersebut.  

Meskipun hal itu merupakan hak penuh Jokowi sebagai presiden, namun menurutnya, di tengah-tengah persoalan Mahkamah Konstitusi dan putusannya soal usia cawapres yang menjadi kontroversi, Jokowi jadi terlihat seperti tidak adil dalam membela diri. "Dari semua yang sudah dilakukan Pak Yudo, dan termasuk legacy, ini buat saya aneh, kenapa mesti dipercepat? Saya sangat menghargai kalau Pak Agus harus jadi panglima, kita enggak punya keberatan apa pun. Ini menjadi pertanyaan, jadi apakah presiden cawe-cawenya sampai segini jauh? Saya enggak ngerti," ungkapnya. 

Connie bisa percaya bahwa Agus akan netral dalam Pilpres 2024 mendatang. Namun hal ini bisa jadi berubah jika Presiden selaku panglima tertinggi memberikan intervensi. Ia khawatir terntara akan digunakan untuk intervensi.  

"Makanya Pak Presiden, biar hiruk pikuk ini cepat selesai, supaya people power yang saya khawatirkan tidak terjadi. Mendingan Pak Presiden mengundurkan diri aja deh. Jadi enak, kita gak punya suuzon 'ini dia bantuin Gibran sampai mana nih?' Udahlah biar gak ada begitu lagi, biar Bapak juga ga pusing makan siang lagi, makan siang lagi," kata dia. 

Menurutnya, jika presiden hanya mengajukan cuti, maka ia masih bisa mengintervensi pihak mana pun. Berbeda jika Presiden bersedia mengundurkan diri, Jokowi akan langsung memutus kekuasannya dan tidak ada kemungkinan untuk intervensi.

Connie menyampaikan harapannya agar TNI tetap memegang teguh kalimat 'Dari rakyat untuk rakyat' dan tidak mengkhianati rakyat. Apalagi menjadi alat politik yang bukan merupakan alat politik negara.

NUR KHASANAH APRILIANI

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus