Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pendidikan

Sumbangan Alumni Untuk Adik

Beasiswa dari para alumni di IPB, UGM dan UI, di IPB terutama untuk mahasiswa yang baru dan tidak mampu, di UGM untuk mencari dosen, di UI bagi yang aktif. (pdk)

2 Oktober 1982 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

SUSAHNYA menyelesaikan kuliah, sementara ia harus memikirkan biaya makan dan pondokan, bukan hanya ada dalam novel atau film. Itulah yang tak dilupakan para anggota Himpunan Alumni (HA) dalam acara "Pulang Kandang" IPB pekan lalu. Mereka mau menggalakkan usaha mengumpulkan dana yang kelak disalurkan sebagai bea siswa. Mahasiswa baru IPB mulai 1976 sebagian besar datang lewat panduan bakat, lewat Prolek Perintis 11. Artinya calon bisa datang dari semua penjuru tanah air, tapi belum tentu punya biaya. Maka lahirlah gagasan bea siswa alumni. Mulai tahun 1977 bea siswa diberikan sebesar Rp 12,5 ribu per bulan selama 10 bulan. Dan tahun berikutnya bea siswa diberikan setahun penuh. Kemudian Sekretariat HA periode 19791981 sedikit macet, dana bea siswa dari alumni pun agak kacau. Toh dari 1977 sampai 1981 ada 40 mahasiswa IPB yang tertolong karena bea siswa alumni itu. Walaupun tak besar jumlahnya, bea siswa HA sangat berarti terutama bagi mahasiswa tingkat 1. "Yang dari daerah dan ekonominya lemah, 'kan terkejut menghadapi biaya hidup di Bogor," tutur Dr. Moeratno, Wakil Ketua HA 1982-1983. Biaya kuliah di IPB sendiri tidak mahal SPP tahun pertama Rp 75 ribu dan untuk tahun selanjutnya hanya Rp 24 ribu. Tapi ongkos pondokan di Bogor kini minimal Rp 15 ribu per bulan. Itu pun hanya untuk kebutuhan pokok (dan yang paling murah). Sampai pekan lalu baru sedikit terhimpun dana. Namun bea siswa HA mulai tahun ini dibagi dua. Untuk mahasiswa yang kepepet benar diberikan Rp 25 ribu per bulan. Untuk yang masih sedikit-sedikit mendapat bantuan keluarga diberikan Rp 15 ribu. Yang menentukan semua itu adalah Biro Kesejahteraan Mahasiswa IPB. Di UGM ada pula dana alumni, tapi dengan latar belakang dan tujuan yang berbeda. Asal-mulanya ialah di Fak. Teknik UGM banyak mahasiswanya diikat bea siswa dari berbagai perusahaan. Begitu mereka lulus, jarang sekali yang bersedia menjadi dosen tetap. Maka mulai tahun 1975 Katgama (Keluarga Alumni Teknik Gajah Mada) menghimpun dana dan mengikat mahasiswa yang cerdas dan bersedia menjadi dosen. Hasilnya, jumlah dosen tetap Fak. Teknik UGM kini 20, naik dari 7 semula. TAPI bea siswa di UGM hanya bagi yang telah lulus sarjana muda. Besarnya Rp 16 ribu per bulan. "Sei 1975 belum ada penerima bea siswa yang lari, atau gagal menyelesaikan kuliahnya," kata Dr. Bambang Soehendro, Dekan Fak. Teknik. Janu Pardadi, misalnya, pada mulanya tidak tertarik menjadi dosen. "Setelah mempertimbangkan ekonomi keluarga, juga melihat fakultas kekurangan dosen, saya malu. Saya mau jadi dosen," tutur Janu, yang kini tak pernah minta uang saku kepada ayahnya, pensiunan pegawai Kantor PU Yogyakarta. Di Fak. Kedokteran Ul pun sejak 1978 ada pula bea siswa dari alumninya. Kriterianya lebih kompleks. Selain mahasiswa penerima bea siswa harus berprestasi tinggi dan keluarganya kurang mampu, dia harus pula aktif di universitas. Bea siswa alumni di situ sebesar Rp 20 ribu per bulan. Sebetulnya banyak ragam bea siswa yang datang dari berbagai pihak untuk mahasiswa. Dari pemerintah antara lain ada bea siswa Pelita, Supersemar, dan LIPI. Dari swasta, antara lain dari Toyota Astra Kosgoro, dan Kalbe Farma. Tapi inisiatif alumni memang baru ada di IPB, UGM dan UI.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus