Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Politik

Tahukah Bulan Juni Disebut sebagai Bulan Bung Karno? Begini Persiapan PDIP

Bulan Juni menjadi Bulan Bung Karno karena pada bulan ini terdapat momen penting terkait proklamator dan Presiden Sukarno. Apa persiapan PDIP?

10 Mei 2023 | 09.20 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Presiden Sukarno saat bertemu kembali dengan Sarinah (ANRI)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Jika memasuki bulan Juni, mungkin sebagain orang akan teringat akan puisi Hujan Bulan Juni karya Sapardi Djoko Damono. Namun pernahkah mendengar tentang Bulan Juni adalah Bulan Bung Karno?

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sekretaris Jenderal Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto mengatakan Ketua Umum Megawati Soekarnoputri, Presiden Joko Widodo alias Jokowi, serta bakal calon presiden Ganjar Pranowo akan hadir dan memberikan pidato dalam acara peringatan Bulan Bung Karno. Rencananya, acara ini digelar di Stadion Gelora Bung Karno pada 24 Juni 2023.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

“Nantinya selain pidato politik dari Ketum PDIP Ibu Mega, tentu dari Presiden Jokowi dan juga capres Pak Ganjar Pranowo,” kata Hasto di Stadion GBK, Senin, 8 Mei 2023, saat meninjau stadion GBK untuk mempersiapkan hal-hal teknis. Peringatan Bulan Bung Karno rencananya akan menghadirkan kurang lebih 100 ribu orang.

Melansir laman dprd-diy.go.id, bulan Juni menjadi Bulan Bung Karno karena pada bulan ini terdapat momen penting terkait proklamator dan presiden pertama Indonesia, Sukarno. Kelahiran Pancasila pada 1 Juni, kelahiran Bung Karno pada 6 Juni 1901, dan wafat pada 21 Juni 1970.

Bahkan peringatan bulan Juni sebagai Bulan Bung Karno sudah menjadi agenda tahunan di Provinsi Bali. Kebijakan ini tertuang dalam Peraturan Gubernur Bali Nomor 19 Tahun 2019 tentang Bulan Bung Karno. 

Melalui Pergub ini, Bulan Bung Karno menjadi agenda tetap tahunan selama satu bulan penuh pada bulan Juni di Provinsi Bali dan menjadi satu-satunya di Indonesia.

Melansir laman baliprov.go.id, penetapan ini dimaksudkan untuk membangun memori kolektif terhadap pentingnya Pancasila sebagai ideologi bangsa Indonesia dan dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia, serta membangun memori kolektif seluruh elemen masyarakat untuk menggelorakan kembali semangat dan pemikiran Bung Karno dalam mengabdikan diri pada kepentingan rakyat, bangsa dan negara.

Tidak hanya Provinsi Bali, banyak pula daerah-daerah lain yang turut merayakan bulan Juni sebagai Bulan Bung Karno. Seperti Blitar, yang merupakan tempat kelahiran Presiden Soekarno. 

Profil Bung Karno

Untuk mengingat kembali sang proklamator, berikut adalah biografi singkat Bung Karno. Ir Sukarno lahir di Blitar, Jawa Timur, 6 Juni 1901 dan meninggal di Jakarta, 21 Juni 1970. Ayahnya bernama Raden Soekemi Sosrodihardjo dan ibunya Ida Ayu Nyoman Rai. 

Ketika dilahirkan, Sukarno diberikan nama Kusno Sosrodihardjo oleh orang tuanya. Namun karena ia sering sakit maka ketika berumur lima tahun namanya diubah menjadi Soekarno oleh ayahnya. Di kemudian hari ketika menjadi Presiden Republik Indonesia, ejaan nama Soekarno diganti olehnya sendiri menjadi Sukarno karena menurutnya nama Soekarno tersebut menggunakan ejaan penjajah. 

Semasa SD hingga tamat, beliau tinggal di rumah Haji Oemar Said atau HOS Tjokroaminoto, politisi kawakan pendiri Syarikat Islam di Surabaya. Kemudian ia melanjutkan sekolah di HBS (Hoogere Burger School). Saat belajar di HBS itulah, Soekarno telah mulai menumbuhkan jiwa nasionalismenya. 

Selepas lulus HBS tahun 1920, ia pindah ke Bandung dan melanjut ke THS (Technische Hoogeschool atau sekolah Tekhnik Tinggi yang sekarang menjadi ). Idi sanalah Soekarno berhasil meraih gelar “Ir” pada 25 Mei 1926.

Pada tahun 1927, Soekarno merumuskan ajaran Marhaenisme dan mendirikan PNI (Partai Nasional lndonesia) dengan tujuan Indonesia Merdeka. Karena inilah, Soekarno dimasukkan ke penjara oleh Belanda di penjara Sukamiskin, Bandung pada 29 Desember 1929.  Dan pada Juli 1930, PNI pun dibubarkan

Sukarno dibebaskan pada  1931, kemudian bergabung dengan Partindo dan sekaligus memimpinnya. Akibatnya, beliau kembali ditangkap Belanda dan dibuang ke Ende, Flores, pada 1933. Empat tahun kemudian dipindahkan ke Bengkulu.

Setelah melalui perjuangan yang cukup panjang, pada 17 Agustus 1945 Bung Karno dan Bung Hatta berhasil memproklamasikan kemerdekaan Republik Indonesia. Dalam sidang PPKI, 18 Agustus 1945 Sukarno terpilih secara aklamasi sebagai Presiden Republik Indonesia yang pertama.

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus