MINAT masuk PTIK cukup besar. Konon ada anggapan, tamatan PTIK
akan lancar naik pangkat dan mendapat jabatan baik. Contoh:
hampir semua Kadapol kini lulusan perguruan itu, kecuali tokoh
seperti Anton Sudjarwo, misalnya, Kadapol Metro Jaya sekarang.
Tapi hal itu dibantah Kadispen PTIK Mayor Pol Bombong.
"Pergantian pimpinan kan secara alamiah," katanya. Mayjen Pol
drs Utarjo, Dan Jen Kobangdiklat, juga tidak sepenuhnya setuju
dengan anggapan tersebut. "Lulusan PTIK tidak otomatis lancar
naik pangkat. Hal itu kan juga ditentukan oleh faktor lain.
Misalnya konduite dan sebagainya," kata Utarjo.
Tapi jadi taruna PTIK memang enak. Belajar dalam rangka dinas
yang tanpa uang kuliah, mereka bebas dari tugas. Tapi keluhan
ada saja perwira polisi terpaksa harus belajar lama sekali,
sementara mutu kuliah dan ujiannya perlu selalu diteliti. Tentu
saja keluhan begini biasanya dibantah.
Didirikan 1946 oleh Jawatan Kepolisian Negara (kini Polri) yang
ketika itu berkedudukan di Purwokerto, PTIK mula-mula disebut
Akademi Polisi. Bersamaan dengan itu didirikan pula Sekolah
Polisi Negara yang terdiri dari 2 tingkat. Tingkat rendah di
Sukabumi, tingkat menengah dan tinggi di Mertoyudan, Magelang.
Akademi Polisi, yang lama pendidikannya 2 tahun itu,
menyelenggarakan kuliah di Sekolah Polisi Negara tingkat tinggi
di Mertoyudan. Lembaga pendidikan kepolisian yang menerima
tamatan SMA dan Inspektur Polisi tingkat I untuk dijadikan
Komisaris Polisi itu lantas pindah ke Yogya, kemudian Jakarta.
Dengan alasan "pendidikan ini bertingkat universiter dan untuk
memajukan ilmu kepolisian," tahun 1950 Akademi Polisi menjelma
menjadi PTIK.
Empat tahun kemudian PTIK membagi jenjang pendidikan menjadi
tingkat bakaloreat (3 tahun) dan doktoral (2 tahun). Sebelum
mengikuti pendidikan di PTIK, para taruna diwajibkan mengikuti
latihan dasar di Sekolah Kepolisian Negara di Sukabumi. Dengan
munculnya UU Kepolisian -- sementara Polri diintegrasikan ke
dalam ABRI, 1965 -- PTIK pun diurus Komando Utama Pusat,
kemudian ditangani Kobangdiklat Polri.
Gagasan pembentukan Akademi Angkatan Bersenjata, mendorong
didirikannya Akademi Ilmu Kepolisian yang kemudian dirubah
menjadi akademi Angkatan Kepolisian, diresmikan 1 Oktober 1965,
dan akhirnya menjadi AKABRI Kepolisian. Sedang PTIK di Jakarta
ditingkatkan sebagai "lembaga pendidikan lanjutan dengan metode
universiter". Sejak itu, PTIK hanya menerima tamatan AKABRI
Kepolisian.
Dalam buku peringatan Dies PTIK ke 25, 1971. juga disebutkan
bahwa dwifungsi ABRI bahkan memperkuat perlunya pendidikan
tinggi "kader kepolisian". Juga diharapkan agar PTIK bisa
ditingkatkan menjadi Institut Ilmu Kepolisian. Yang belum
disebut secara jelas ialah apa itu "ilmu kepolisian". Mungkin
ini kombinasi pelbagai disiplin ilmiah?
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini