Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Rebana dan tari sufi mengiringi Misa Natal di gereja Katolik Santo Vincentius, Kota Malang, Rabu 25 Desember 2019. Rebana dan puji-pujian dari komunitas Gusdurian Muda Malang itu mengiringi pastor masuk ke dalam gereja. Gusdurian hadir untuk mengucap selamat Natal sekaligus membangun toleransi lintas iman.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Rutin setiap natal kami hadir untuk memberi selamat kepada umat kristen. Caranya berbeda-beda," kata salah seorang gusdurian Muda Malang, Ilmi Najib. Mereka meneladani pikiran Kiai Haji Abdurrachmam Wahid alias Gus Dur. Terutama mengamalkan sikap toleransi.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Misal natal 2019 di gereja katolik yang terletak Jalan Ananas Nomor 40, Langsep Kota Malang ini berlangsung khidmat. Umat katolik khusuk berdoa sepanjang misa natal selama 1,5 jam.
Romo Gani yang memimpin misa natal dalam khutbah menyampaikan terima kasih atas kehadiran Gusdurian yang hadir dalam misa. Kehadiran Gusdurian Muda merupakan bentuk toleransi dan menghargai keberagamaan.
"Terima kasih Gusdurian. Kita harus menghargai dan menghormati seperti yang dilakukan Gusdurian," katanya.
Sejumlah anggota Gusdurian duduk di bangku depan. Sebagian beragama Islam, khas laki-laki mengenakan baju koko dan peci. Sedangkan perempuan mengenakan jilbab.
Di sela misa, suara adzan berkumandang. Sejumlah umat Islam anggota Gusduriah berpamitan untuk menunaikan salat maghrib. Usai misa natal, komunitas Gubuk Sufi Jabung menampilkan tari sufi.