Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik Tempo.co Update untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram lebih dulu
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Salah satu ruang pada fasilitas umum yang paling krusial untuk penyandang disabilitas adalah toilet yang terakses. Terdapat beberapa kriteria agar toilet umum masuk kategori ramah difabel.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Peneliti arsitektur terakses bagi difabel dari Queensland University of Technology, Gunawan Tanuwidjaja mengatakan, toilet yang dapat diakses penyandang disabilitas itu berada di luar pengelompokan toilet pria atau toilet wanita. "Jadi, ada tiga tanda pada pintu toilet, yakni disabilitas, pria, dan wanita," ujar Gunawan pada Ahad, 19 Desember 2021.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Gunawan yang juga dosen arsitektur Universitas Kristen Petra Surabaya, Jawa Timur, itu menjelaskan sebab toilet disabilitas tidak memisahkan gender penggunanya. Alasannya, perlu penyertaan pendamping bagi jenis ragam disabilitas tertentu yang bisa jadi memiliki gender berbeda dengan penyandang disabilitas.
Aktivis advokasi hak penyandang disabilitas yang juga komika, Jaka Ahmad mengatakan, sering kali pendamping difabel berbeda jenis kelamin dengan difabel yang didampinginya. "Penggunaan toilet terakses juga bersifat individualis sehingga tidak ada pengaruhnya bila dipisahkan," katanya.
Selain tak perlu memisahkan pengguna laki laki dan perempuan, toilet terakses punya ukuran yang tidak sama dengan toilet pada umumnya. Menurut Gunawan Tanuwidjaja, toilet terakses memiliki luas ruangan sekitar 2 x 3 meter. Tujuannya, pengguna kursi roda dapat bermanuver di dalam toilet.
Kloset yang digunakan berupa kloset duduk yang terbuat dari alumunium agar mudah dibersihkan. Terdapat railing atau pegangan di dekat kloset, serta lantai toilet yang terbuat dari bahan plesteran agar tidak licin. Lantai plesteran juga tidak memakan banyak biaya dalam pembuatannya.
"Jangan ada tangga atau perbedaan ketinggian lantai, hanya boleh ada perbedaan kemiringan lantai sebesar satu derajat supaya air dapat mengalir," kata Gunawan. Fitur lain yang perlu disediakan dalam toilet terakses adalah wastafel. Pada toilet umum, wastafel kerap ditempatkan setinggi pinggang orang dewasa. Letak wastafel yang tinggi menyulitkan pengguna kursi roda atau disabilitas fisik lainnya.
Sebab itu, tinggi wastafel dalam toilet terakses harus lebih rendah daripada toilet umum. "Wastafel sederhana di dalam toilet harus dipasang lebih rendah, kurang lebih letaknya 75 sentimeter dari lantai," kata Gunawan. Di bawah wastafel juga perlu tersedia ruangan untuk kursi roda masuk agar dapat menjangkau keran air dan tidak ada jarak yang terlalu jauh antara kursi roda dengan wastafel.
Supaya desain toilet terakses berfungsi dengan tepat dan sesuai kebutuhan pengguna disabilitas, sebaiknya melibatkan penyandang disabilitas dalam pembuatannya. Musababnya, banyak fasilitas umum yang dibuat bagi difabel, namun tidak berkonsultasi dulu dengan calon penggunanya. Akibatnya, pembangunannya keliru, tidak bisa dipakai, dan akhirnya sia-sia.
Baca juga:
Tantangan Difabel Saat Travelling, Mulai dari Toilet sampai Stigma Orang Sakit