Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Berita yang menarik perhatian pembaca hingga pagi ini yaitu pengacara Gubernur Papua nonaktif Lukas Enembe, Stepanus Roy Rening tetap menggunakan baju toga saat resmi ditahan KPK. Kemudian, pembentukan relawan ANIES disebut tidak ada kaitan dengan sikap dari Partai Amanat Nasional. Berikut ringkasannya:
1. Resmi Ditahan KPK, Pengacara Lukas Enembe Ngotot Tetap Pakai Baju Toga
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Komisi Pemberantasan Korupsi atau KPK resmi mengumumkan penahanan terhadap pengacara Gubernur Papua nonaktif Lukas Enembe, Stepanus Roy Rening. Meskipun sudah memakai rompi tahanan, Roy tetap memakai baju toga tersebut.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Juru bicara KPK Ali Fikri mengatakan pihaknya sebenarnya sudah menyarankan Roy untuk melepas baju yang biasa dipakai saat sidang itu pada saat pemeriksaan. Menurut Ali, penyidik sudah menjelaskan bahwa berdasarkan peraturan pemerintah baju toga hanya digunakan pada saat proses sidang.
“Sebenarnya pada proses pemeriksaan kami sudah menyarankan untuk melepaskan toganya,” kata Ali Fikri saat konferensi pers penahanan, di Gedung KPK, Selasa, 9 Mei 2023.
Ali mengatakan kendati sudah diberitahu, Roy tetap kukuh untuk terus memakai toga. Karena itu, kata dia, penyidik tak bisa memaksa Roy untuk melepaskan baju hitam tersebut. “Sehingga kami harus menghargai dengan mengizinkan yang bersangkutan tetap memakai toganya,” kata Ali.
Berdasarkan pantauan Tempo, Roy masih memakai baju toga ketika dihadirkan pada saat konferensi pers penahanan yang digelar di Gedung KPK. Bagian lengan panjang berwarna hitam dari baju toga yang dia pakai nampak menyembul di balik rompi KPK berwarna oranye.
Pada saat datang ke Gedung KPK pagi ini, Roy sempat menjelaskan alasannya memakai baju itu. Roy mengatakan memakai baju itu sebagai simbol duka. "Ini simbolisasi bahwa advokat sedang berduka hari ini," kata Roy.
KPK menetapkan Roy sebagai tersangka kasus perintangan proses hukum terhadap kliennya Lukas Enembe. KPK menduga Roy berperan memberikan saran kepada Lukas agar tidak kooperatif saat dipanggil KPK.
Roy menyangkal tudingan tersebut. Dia mengatakan KPK seharusnya memperhatikan ketentuan lain dalam melakukan penyidikan. Tidak hanya Undang-Undang Tindak Pidana Korupsi, dia mengatakan KPK seharusnya juga memperhatikan ketentuan dalam UU Advokat. "Saya pakai ini karena profesi ini benteng terakhir keadilan masyarakat," kata dia.
Meski membantah, Roy menyatakan akan kooperatif terhadap KPK. Dia mengatakan akan menyerahkan sejumlah bukti yang membuktikan bahwa dirinya tidak pernah merintangi atau menghalangi proses penyidikan terhadap Lukas. "Buktinya sampai hari ini proses penyidikan terhadap Bapak Lukas terus berjalan dengan baik," kata dia.
2. Deklarator Relawan ANIES Disebut Bukan Pengurus PAN
Anggota Partai Amanat Nasional (PAN) Sahrin Hamid mendeklarasikan berdirinya relawan Amanat Indonesia alias ANIES pada Ahad, 7 Mei 2023. Sahrin menyebut ada sekitar 10 ribu orang yang hadir dalam acara itu.
Dalam deklarasi tersebut, Sahrin Hamid, menyatakan pembentukan relawan ANIES untuk mendukung Anies Baswedan sebagai calon presiden (Capres) dalam Pilpres 2024. Sahrin yang menjadi Ketua Koordinator Nasional ANIES menegaskan mereka hanya punya satu keinginan, yakni agar mantan Gubernur DKI Jakarta itu dapat menjadi ‘petugas rakyat’.
“Insya Allah 2024 Anies presiden, maka rakyat hanya minta satu hal. Apa yang rakyat minta? Rakyat minta jadilah petugas rakyat,” ungkap Sahrin seperti dilansir dari laman relawan anies, Senin, 8 Mei 2023.
Sahrin menjelaskan, pihaknya bakal terus berjuang hingga 2024 untuk memenangkan bekas Gubernur DKI Jakarta tersebut. Sahrin menyebut Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan atau Zulhas juga dekat dengan Anies.
"Kalau Zulhas dekat dengan Pak Anies, saya kira Pak Anies dekat dengan semua," kata Sahrin.
Acara deklarasi itu dihadiri secara langsung oleh Anies Baswedan. Ia menyampaikan pidato politik di Stadion Indoor Senayan, Jakarta Pusat. Selain itu, acara deklarasi ini juga dihadiri Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono alias AHY.
Selanjutnya: deklarasi timbulkan polemik
Namun, deklarasi relawan ANIES ini menimbulkan polemik. Ketua DPP PAN Saleh Partaonan Daulay mengklarifikasi ihwal kadernya yang membentuk kelompok relawan Anies Baswedan, yakni ANIES. Saleh memastikan deklarasi itu tanpa sepengetahuan DPP PAN.
Dia menjelaskan, DPP PAN tidak menerima laporan sama sekali dari deklarator. Kegiatan itu disebut Saleh, tidak berhubungan dengan PAN dan seluruh jaringannya.
“Kalaupun ada menyebut kata amanat, itu hanya klaim sepihak. PAN sampai hari ini belum memutuskan untuk mendukung salah seorang calon presiden,” kata Saleh dalam keterangannya, Senin, 8 Mei 2023.
Berdasarkan hasil penelusuran terhadap nama deklarator ANIES, Saleh menegaskan mereka saat ini tidak aktif di kepengurusan DPP PAN. Adapun salah satu deklarator dari PAN adalah Sahrin Hamid. Menurut Saleh, Sahrin bertahun-tahun hampir tidak pernah terlihat di PAN.
"Saya sudah tanya Ketua Umum. Beliau mengatakan tidak tahu menahu soal deklarasi itu. Itu adalah kegiatan sekelompok orang yang mengait-ngaitkan dengan PAN,” ujar Saleh.
Kendati demikian, Saleh menyebut partainya tidak akan terpancing dengan deklarasi tersebut. Adapun saat ini kader PAN sedang menunggu perkembangan dan informasi terbaru.
Di sisi lain, nama deklarator ANIES yang mengaku dari PAN akan dibicarakan di internal. Namun dari gelagatnya, kata Saleh, tidak banyak yang pernah berkiprah di PAN.
“Sisanya, mungkin massa lain yang diorganisir untuk kegiatan tersebut,” kata dia.