Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pendidikan

Wali Kota Risma Membesuk Anak-Anak Peledak Bom Surabaya

Menurut Wali Kota Tri Rismaharini penanganan lanjutan anak-anak pelaku peledakan bom Surabaya dan Sidoarjo itu akan dilakukan Kementerian Sosial.

12 Juni 2018 | 13.03 WIB

Petugas melakukan olah TKP di salah satu lokasi Bom Surabaya di GPSS Arjuno, Surabaya, Jawa Timur, 17 Mei 2018. Pascaledakan bom bunuh diri di tiga lokasi gereja yang berbeda di Surabaya pada 13 Mei lalu aparat keamanan masih terus mencari bukti lain terkait peristiwa itu. ANTARA FOTO/Zabur Karuru
Perbesar
Petugas melakukan olah TKP di salah satu lokasi Bom Surabaya di GPSS Arjuno, Surabaya, Jawa Timur, 17 Mei 2018. Pascaledakan bom bunuh diri di tiga lokasi gereja yang berbeda di Surabaya pada 13 Mei lalu aparat keamanan masih terus mencari bukti lain terkait peristiwa itu. ANTARA FOTO/Zabur Karuru

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

TEMPO.CO, Jakarta - Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini mengunjungi anak-anak pelaku peledakan bom Surabaya dan Sidoarjo, Selasa, 12 Juni 2018. Risma datang ke Rumah Sakit Bhayangkara Samsoeri Mertoyoso bersama Kapolrestabes Surabaya Komisaris Besar Rudi Setiawan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Tiba pukul 08.35, Risma langsung memasuki ruangan Anggrek 20 yang menjadi Crisis Center bagi anak-anak itu. Selama 30 menit, ia berbincang dengan 7 anak terduga teroris di Surabaya dan Sidoarjo. "Sudah baik, sudah ceria. Aku bawakan mereka bola dan buku," kata Risma saat ditemui awak media.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Mereka yang dibesuk adalah anak-anak Tri Murtiono, pelaku pengeboman di Mapolrestabes Surabaya, AAP, 7 tahun; anak-anak Anton Febrianto, terduga teroris di rumah susun Wonocolo, Sidoarjo AR, 15 tahun, FP, 11 tahun, dan GHA, 10 tahun; dan tiga anak Teguh alias Dedy Sulistianto yang tewas dalam penyergapan di Manukan Kulon, Surabaya.

Puteri pengebom Mapolrestabes Surabaya yang selamat, AAP, 7 tahun, misalnya, sudah membaik. Ia sempat terlempar sekitar 30 meter saat ledakan terjadi. "Anaknya sudah ceria meskipun tangan kanannya patah.”

Sedangkan beberapa anak lainnya, kata dia, masih dinilai terpengaruh oleh pemahaman orang tuanya. "Memang ada satu orang yang masih agak susah (menerima penjelasan), jadi perlu agak menjelaskan sedikit (pemahaman yang benar)."

Risma menjelaskan penanganan lanjutan anak-anak pelaku peledakan bom Surabaya dan Sidoarjo itu akan dilakukan oleh Kementerian Sosial. Mereka akan dikumpulkan dalam satu tempat rehabilitasi khusus yang lokasinya dirahasiakan. "Kami tidak bisa (bekerja) sendiri-sendiri."

Endri Kurniawati

Endri Kurniawati

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus