Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Politik

Sehari setelah wapres Adam Malik dilantik, banyak karangan bunga, ucapan selamat dan tamu berdatangan wawancara TEMPO mengenai tugas penting, pembagian tugas dan perubahan yang dilakukan pemerintah.(nas)

1 April 1978 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

MASUK ke rumah putih di Jalan Diponegoro 29 pekan lalu tak segampang sebelumnya. Ada gardu jaga baru melengkapi ruang penjagaan yang lama. Ada pula 25 pengawal Marinir yang bertugas siang-malam di sana. Sebelum bisa masuk, orang harus melapor dulu untuk mengisi buku tamu dengan meninggalkan tanda pengenal. Dan para tamu lalu diantar langsung oleh pengawal masuk rumah. Barangkali itu sebabnya Adam Malik, si empunya rumah, merasa seperti "tawanan ", Seperti dikatakannya berulang-ulang. "Jabatan Wakil Presiden ini akan membatasi kebebasan saya. Saya seperti tawanan saja, tak lagi bisa makan di pinggir jalan. Saudara-saudara wartawan lebih beruntung tidak menjadi Presiden atau Wakil Presiden." Adam Malik tentu bergurau. Sebab bekas wartawan ini toh nampak senang jadi orang no. 2 di Republik Indonesia kini. Tapi gurauan itu pula agaknya yang mencerminkan kepribadian orang Indonesia ketiga yang kini menjabat Wapres: tangkas bicara, yang menurut para pengritiknya, cenderung terlalu cepat memberi komentar. Meskipun begitu bicaranya selalu bisa menyenangkan orang yang diajak ngomong, siapa saja, baik itu dari pemerintah atau dari lawan pemerintah. Ia adalah diplomat dengan instink yang baik -- dan nasib yang lebih baik lagi. Jabatannya yang baru membuktikan itu. Dan kini Ny. Sum Subyanto, sekretaris pribadi Adam Malik selama 14 tahun, menjadi salah seorang yang paling repot di Indonesia. Rumah di jalan Diponegoro 29, rumah resmi Menlu yang kini menjadi rumah resmi Wapres, tampaknya tidak cukup luas untuk menampung segala macam "embel-embel" protokoler yang mengiringi jabatan Wapres. Selama ini hanya ada dua kamar mandi di rumah itu. Tiba-tiba saja 25 pengawal yang tergabung dalam Pasukan Pengawal Kepresidenan ditempatkan di sana. Belum lagi ruangan kerja bagi staf pribadi yang mesti disiapkan. Halaman rumah yang terbilang sempit jelas tidak bisa memuat mobil-mobil yang harus diparkir termasuk mobil Lincoln B-2 yang kini menjadi mobil resmi Wapres. Motorboat yang biasanya tergolek di samping rumah kini sudah dipindahkan, sedang truk yang biasanya parkir di samping kiri rumah juga sudah tak kelihatan. Yang jelas, "korban" pertama dari jabatan Wapres Adam Malik adalah salah satu puteranya yang sudah berkeluarga terpaksa pindah dari Diponegoro 29. "Payah nih, biasanya kalau orang dipaksa pindah rumah dapat uang pesangon, kita ini tidak dapat," gurau Imron Malik pada TEMPO pekan lalu. Rumah Adam Malik memang tampak lebih semarak sekarang. Sehari setelah dilantik sebagai Wakil Presiden tak kurang dari 250 karangan bunga dari yang paling kecil sampai yang besar berkaki bambu--hadir di ruang tamu besar. Di sebuah meja panjang, tempat Adam Malik biasa memeriksa pekerjaan kantornya, ada dua kue tarcis segede tas ekolak. "Untuk ucapan selamat," kata Marlisa, ajudan Adam Malik. Ucapan selamat juga mengalir dalam bentuk surat dan kawat. Ada keponakan yang mengucapkan selamat kepada "mamak". Ada organisasi yang tidak mau ketinggalan dalam arus ini. Juga dari pelukis Amri Yahya, yang mengetok kawat dari Yogya. Para tamu pun berdatangan. Pekan lalu misalnya, sehari sebelum Adam Malik dilantik, beberapa rektor perguruan tinggi, antara lain dari IPB, UI dan Ketua Rektorium ITB, Dr. Sudjana Sapi'ie tampak muncul di Diponegoro 29. Prof Dr. AM Satari, Rektor IPB dan Prof. Dr. Mahar Mardjono, Rektor UI tampak bicara serius dengan Adam Malik. Mungkin itu rintisan pertama dari tugas Wapres Adam Malik menjembatani hubungan pemerintah dengan kampus yang belakangan ini "terganggu". Adam Malik sendiri belum bersedia memastikan kapan ia akan mengunjungi kampus-kampus. "Saya belum mendapat tugas untuk itu," katanya kepada TEMPO Tapi apa tugas penting pak Adam sebagai Wakil Presiden? Yang penting sekarang adalah image pemerintah. Bagaimana mengembalikan dan menambah kepercayaan rakyat pada pemerintah. Bahwa pemerintah sekarang lain dengan sebelumnya. Bahwa rakyat tidak hanya membaca saja segala sesuatu tentang kemakmuran, tapi bisa turut merasakan. Kalau rakyat benar-benar bisa merasakan, baru bisa didukung. Apakah nanti ada pembagian tugas antara Presiden dengan Wapres? Kita lihat saja nanti. Tapi saya 'kan tak ingin jadi 'stempel'. Perobahan apa saja yang akan dilakukan pemerintah? Banyak. Tapi kalau saya kemukakan sekarang, itu namanya membuka rahasia. (tertawa) Seperti biasa, ia pandai mengelak pertanyaan. Sekalipun kali ini ia tampak belum mau bicara banyak. Tapi tampakya, ia tak akan meneruskan tugas yang sebelumnya dilimpahkan kepada Sultan Hamengkubuwono: mengkoordinir para Irjenbang. Beberapa pengamat beranggapan antara Presiden dengan Wakil Presiden sekarang merupakan kombinasi yang tepat. Kalau Presiden jarang bicara, maka pemerintah tentu bisa memanfaatkan kebolehan Malik untuk ngomong dengan siapa saja, termasuk dengan mahasiswa . Dalam pidato sumpah jabatan Wakil Presiden, Adam Malik menyatakan "sanggup dan bersedia" menjadi Pembantu Presiden. "Saya sadar bahwa jabatan Wakil Presiden sesuai dengan makna yang terkandung dalam UUD-45 merupakan Pembantu Presiden dalam melakukan tugas kewajibannya. Saya sebagai Wakil Presiden bertekad akan menjadi pembantu dari Saudara Presiden yang sebaik-baiknya dan semua tugas maupun pembidangan tugas yang akan diberikan beliau kepada saya, akan saya laksanakan dengan sungguh-sungguh, selurus-lurusnya dan seikhlas-ikhlasnya .... " Dalam usia mendekati 61 tahun, ia sendiri tadinya tak menyangka akan terpilih meneruskan jabatan Sri Sultan.Bahkan beberapa waktu lalu, ketika berkunjung ke tempat kediaman Sultan adalah tokoh yang dihormatinya itu yang ia anggap pantas meneruskan jabatan Wapres. Seperti kata Malik dalam pidato sumpah jabatannya: "Beberapa waktu yang lalu saya pribadi tidak pernah memikirkan, tidak pernah menggambarkan, apalagi merencanakan untuk sampai pada tingkat jabatan kepercayaan rakyat dan negara setinggi ini, karena kami tetap beranggapan bahwa Saudara Sri Sultan Hamengkubuwono IX-lah yang setepatnya menduduki jabatan ini." Maka ketika ia "dilamar" oleh pimpinan DPP-DPP/Fraksi-fraksi Parpol, Golkar, ABRI dan Utusan Daerah, Adam Malik menyatakan bersedia dicalonkan sebagai Wapres "hanya dengan izin dan palilah beliau." Seminggu sudah Adam Malik kini jadi Wakil Presiden RI. Tak kurang dari 15 pengawal mengiringinya setiap kali ia keluar rumah. Ia tak berkantor di Jalan Merdeka Selatan, tempat Sri Sultan. Tapi di Istana Negara, bersebelahan dengan Bina Graha, di Jalan Veteran, kantor Presiden Soeharto. Dan April ini kesibukan Adam Malik pasti meningkat. Sebagai Wapres untuk pertama kali ia akan menjadi tuan rumah ketika itu. Tamunya: Walter Mondale, Wapres Amerika Serikat. Akan halnya kursi Malik sebagai ketua DPR sudah diputuskan baru akan diisi bulan Mei mendatang. Alasannya adalah untuk mencegah kemungkinan perpecahan dalam PPP yang kabarnya telah ditawari kursi itu sejak bulan lalu. Pihak PPP sendiri mula-mula menolak jabatan itu yang dihubungkan dengan sikap mereka menolak menyetujui beberapa Rantap MPR. Sebab jika sang ketua datang dari PPP mungkin secara moril ia dianggap ikut bertanggungjawab karena sebagai ketua ia harus ikut menandatangani TAP-TAP tersebut. Tapi jika jabatan itu diisi bulan Mei, berarti MPR telah lama usai dan jadilah jabatan itu hanya sebagai ketua DPR saja. Itu mungkin bisa diterima di kalangan PPP. PDI? Konon sebagai imbangan kursi ketua DPR untuk PPP, PDI akan "mewarisi" kursi ketua DPA yang segera akan dilepaskan oleh Wilopo. Penggantinya Mungkin sekali Sanusi Hardjadinata, Ketua Umum DPP PDI.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus