Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Staf Khusus Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila, Antonius Benny Susetyo menyarankan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mengadakan kembali upacara bendera setiap Senin. Hal ini ia sampaikan menanggapi finalis Putri Indonesia Kalista Iskandar yang tidak hafal Pancasila.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Masalah bukan kesalahan finalis Putri Indonesia saja, tetapi sejak reformasi pendidikan moral Pancasila dan upacara bendera tiap Senin ditiadakan," kata dia saat dihubungi, Ahad, 8 Maret 2020.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sebelumnya, Kalista gagal menyebutkan sila-sila Pancasila pada final Pemilihan Puteri Indonesia 2020. Ketua MPR Bambang Soesatyo meminta finalis asal Sumatera Barat ini menyebutkan lima sila. Akan tetapi, Kalista tak bisa menyebutkan dengan benar sila keempat dan kelima. Ia bahkan menyebut sila dengan “nomor”.
Rohaniwan yang akrab disapa Romo Benny mengatakan Upacara Senin penting untuk menanamkan nilai-nilai Pancasila. Pancasila yang dibacakan setiap upacara dinilainya dapat membantu siswa untuk secara otomatis hafal dengan setiap sila, dan kemudian memahaminya.
Ia mengakui ada resistensi dari masyarakat yang menganggap upacara bendera sebagai produk Orde Baru. Ia meminta masyarakat memahami bahwa upacara bendera juga penting untuk melatih disiplin, selain menanamkan nilai Pancasila dalam diri siswa. "Upacara bendera setiap Senin menjadi salah satu hal yang penting untuk dilakukan dalam menanamkan nilai-nilai Pancasila dan pembentukan karakter."