Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Politik

<font size=2 color=#CC3333>Pemilu 2009</font><br />Koalisi Beraroma Gizi

Partai Kebangkitan Bangsa kubu Gus Dur mendukung PDI Perjuangan. Apa kompensasinya?

26 Januari 2009 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TELEPON genggam Saleh Isma­il Mukadar berdering, Kamis pekan lalu. Ketua Dewan Pimpinan Cabang PDI Perju­ang­an Kota Surabaya ini menyambar ponselnya lalu berbicara akrab. Setelah beberapa saat, klik, telepon ditutup. Saleh lalu memanggil sekretaris pribadinya dan memberi kabar bahwa Ali Burhan mengajaknya malam itu juga. Ali adalah Ketua Dewan Pengurus Cabang Partai Kebangkitan Bangsa Surabaya kubu Gus Dur.

Pertemuan itu kelanjutan deklara­si­ koalisi PDI Perjuangan Surabaya­ dengan Partai Kebangkitan Bangsa Surabaya pro-Gus Dur sepekan sebelumnya di Rumah Makan Tamansari. Pertemuan itu mereka beri nama Forum Bersama Perjuangan Bangsa. ”Sejak deklarasi, kami sudah bertemu tiga kali,” kata Saleh.

Partai Kebangkitan Bangsa kubu Gus Dur menyebut jalinan itu sebagai koali­si taktis, strategis, dan visioner nasionalis-religius. Koalisi dua partai itu dirancang dalam tiga minggu. Menurut Saleh, inisiatif koalisi datang dari kubu Gus Dur. Melalui beberapa pertemuan, koalisi itu dimatangkan. Dalam dekla­rasi itu, PDIP diwakili Sekretaris Jenderal Pramono Anung dan Partai Kebangkitan Bangsa diwakili putri Gus Dur, Yenny Wahid.

Di depan peserta deklarasi, Yenny bercerita tentang kisah ayahnya mendirikan partai. Ibarat membangun rumah, kata Yenny, Gus Dur mulai dari tanah kosong. Batu kali lalu disusun menjadi fondasi, batu bata ditata menjadi dinding. Setelah itu dipasang kusen, pintu, dan genting. Setelah rumah lengkap dengan pelbagai perabot, Gus Dur lalu memilih kamar depan untuk ditempati keponakannya, Muhaimin Iskandar. ”Eh, dia keenakan, pemilik rumah malah diusir,” kata Yenny.

Sejak Gus Dur digusur dari Partai Kebangkitan Bangsa, kata Yenny, ka­der seperti berhimpun dalam paguyuban, bukan partai politik. Sikap pemerintah yang cuma mengakui Partai Kebangkitan Bangsa versi Muhaimin membunuh karier politik kader-kader partai. Karena tak punya tempat, Yenny memilih PDI Perjuangan sebagai rumah.

Koalisi ini, kata Yenny, tidak gratis. Imbalannya: PDI Perjuangan harus menyuarakan dan membela kepentingan Partai Kebangkitan Bangsa. Koalisi juga akan mengusung calon Wali Kota Surabaya dan wakilnya pada 2010 nanti. Yenny belum menyebut nama calon tapi Saleh mengatakan Wali Kota Bambang Dwi Hartono yang sekarang menjabat bakal dicalonkan lagi oleh PDI Perjuangan.

Sejatinya Bambang telah dua perio­de menjadi wali kota. Namun PDI Perjuangan menganggap pada periode pertama, Bambang menjadi wali kota karena menggantikan pejabat sebelumnya yang meninggal. PDIP akan mengajukan permohonan penafsiran hukum pada Mahkamah Konstitusi. Jika gagal, PDI Perjuangan akan memajukan Saleh sebagai calon wali kota, dan wakilnya akan diambil dari Partai Kebangkitan Bangsa. Soal ini Saleh menjawab, ”Belum ada pembicaraan sejauh itu.”

l l l

AWALNYA adalah pemilihan Gubernur Jawa Timur. Dalam putaran kedua pemilihan kepala daerah itu, Partai Kebangkitan Bangsa kubu Gus Dur mendukung pasangan Soekarwo-Saifullah Yusuf. Untuk memperkuat ”gizi” kubu Partai Kebangkitan Bangsa, sejumlah ”bantuan” disumbangkan kubu Soe­karwo melalui Fuad Amin Imron, Bupati Bangkalan sekaligus Ketua Dewan Syura Pengurus Wilayah Jawa Timur kubu Gus Dur.

Ada kabar hingga menjelang pemilihan ulang Bangkalan dan Sampang pekan lalu, ”gizi” itu tak mengalir ke Jakarta. Aroma tak sedap ini dibaca PDI Perjuangan, yang lalu merangkul PKB Gus Dur agar mendukung pasangan Khofifah Indar Parawansa-Mudjiono. Peralihan dukungan ini pun disinyalir ”tak gratis”. PDI Perjuangan, kata sumber Tempo, memanfaatkan situasi ini untuk mendorong terciptanya embrio koalisi. Soalnya, di tingkat nasional PDI Perjuangan butuh banyak dukungan untuk memenangkan Megawati. Dari sisi PKB Gus Dur, koalisi ini juga penting untuk menunjukkan kekuatan Gus Dur yang lebih besar dibanding Muhaimin.

Fuad Amin membantah menerima uang. Ia menya­takan berkawan dengan Soekarwo dan Saifullah na­mun sebagai bupati ia bersikap netral. Ia justru curiga pada manuver Yenny yang menjalin koalisi dengan PDI Perjuangan. ”Jangan-jangan ada payment-nya,” kata Fuad. Yenny sengit membantah tudingan ini. ”Kok, kesannya saya recehan sekali ya. Saya bukan tipe orang seperti itu,” katanya.

Martono, ketua tim sukses Soekarwo, juga membantah. Dekatnya Soekarwo dengan Fuad Amin, kata Martono, karena punya kesamaan pandang dalam membangun Madura. ”Ini untuk masa depan Bangkalan dan Madura agar lebih baik,” katanya.

l l l

MESKI berseberangan dalam pemilihan ulang gubernur, Yenny dan Fuad Amin punya sikap yang sama terhadap kubu Muhaimin. Dalam waktu dekat Partai Kebangkitan Bangsa pendukung Gus Dur di Jawa Timur akan mengeluarkan instruksi. Isinya: melarang pendukung Gus Dur memilih Partai Kebangkitan Bangsa dalam pemilu legislatif pada Maret nanti. Selanjutnya, mereka digiring masuk kandang banteng bermoncong putih.

Koalisi di Jawa Timur tadi merembet cepat ke Jawa Tengah. Ketua PDI Perjuangan Jawa Tengah Murdoko mengatakan, deklarasi koalisi dengan kubu Gus Dur telah berlangsung pada Ahad lalu. Alasannya, hubungan antara pendukung Megawati dan Gus Dur di tingkat masyarakat bawah sangat baik. Jika kubu Gus Dur di Jawa Timur dan Jawa Tengah sudah menyatakan gabung ke PDI Perjuangan, maka untuk koalisi di tingkat nasional tinggal selangkah lagi. Yenny belum memastikan ihwal koalisi di tingkat nasional ini. Soal ini baru diputuskan musyawarah pimpinan nasional kubu Gus Dur di Solo, akhir pekan pertama Februari ini.

Gelagat bakal terjadi koalisi di tingkat nasional antara PDI Perjuangan dan ku­bu Gus Dur makin kuat. Yenny secara terbuka me­nya­takan akan berkampanye untuk Puan Maharani, putri Megawati, dalam pemilihan legislatif. Pramono pun menyatakan, PDI Perjuangan memerlukan koalisi itu agar lawan politiknya bergidik. Apalagi, kata dia, Megawati dan Gus Dur punya massa loyal yang besar. ”Kekuatan reformis mulai bangkit kembali,” kata Pramono.

Ketua Partai Kebangkit­an Bangsa Surabaya versi Muhaimin, Musyafak Rouf, menuding PKB Yenny palsu. ”Hanya ada satu Partai­ Kebangkitan Bangsa, yakni yang diketuai Muhaimin,” katanya. Direktur eksekutif lembaga pemenangan pemi­lu kubu Muhaimin, Abdul Kadir Karding, pun yakin partainya tidak terpengaruh. Manuver Yenny, kata dia, hanya agar putri Gus Dur itu mendapat jatah kursi di kabinet Megawati kelak.

Sunudyantoro (Jakarta), Fatkhurrohman Taufiq, Kukuh S.W. (Surabaya), Sohirin (Semarang)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus