Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Institut Teknologi Bandung disingkat ITB bukan sekadar sebuah lembaga pendidikan tinggi, tetapi sebuah simbol keunggulan dalam dunia pendidikan dan riset di Indonesia.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Bermula sejak berdirinya de Technische Hoogeschool te Bandung pada 3 Juli 1920 dan didirikan secara resmi pada 2 Maret 1959, ITB memulai perjalanannya sebagai penerus dari sejarah panjang pendidikan tinggi teknik di Tanah Air.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dalam 104 tahun perjalanannya, ITB telah menjadi pusat inovasi, pengetahuan, dan pengembangan teknologi yang tidak hanya diperhitungkan di dalam negeri, tetapi juga di tingkat internasional. Berikut adalah profil sekolah tinggi teknik pertama di Indonesia.
Profil ITB
Institut Teknologi Bandung (ITB) adalah salah satu institusi pendidikan tinggi teknik terkemuka di Indonesia. Didirikan pada 2 Maret 1959, ITB mengemban misi untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi demi kemajuan Indonesia.
ITB memiliki reputasi yang kuat dalam bidang riset dan pendidikan, dengan lebih dari 28 ribu mahasiswa dan didukung oleh lebih dari 1.200 dosen. Sebagai lembaga pendidikan unggulan, ITB tidak hanya beroperasi di Kampus Ganesha (kampus utama) tetapi juga memiliki kampus di Jatinangor, Cirebon, dan Jakarta.
Saat ini, ITB menempati peringkat ke-63 kampus terbaik se-Asia dan peringkat ke-235 terbaik dunia menurut QS World Ranking 2023.
Sejarah Singkat
Sejarah ITB dimulai pada awal abad ke-20 ketika pemerintah kolonial Belanda mendirikan de Technische Hoogeschool te Bandung (TH) pada 3 Juli 1920 di lahan seluas 30 hektar di Bandung.
Saat itu hanya terdapat satu fakultas, yaitu de Faculteit van Technische Wetenschap, dengan satu jurusan, yaitu de afdeeling der We gen Waterbouw. Tujuan pendirian perguruan tinggi ini adalah untuk memenuhi kebutuhan tenaga teknik yang semakin terbatas pada masa kolonial Belanda akibat pecahnya Perang Dunia pertama.
Dikutip dari situs resmi ITB, pada masa pendudukan Jepang, TH berubah nama menjadi Bandung Kogyo Daigaku (BKD) dan setelah Indonesia merdeka menjadi Sekolah Tinggi Teknik (STT) Bandung. Pada 1946, STT Bandung sempat berpindah ke Yogyakarta dan kemudian menjadi Universitas Gadjah Mada (UGM).
Pada 21 Juni 1946, nama berubah menjadi Universiteit van Indonesie. Setelah itu, pada 1950-1959, menjadi bagian dari Universitas Indonesia untuk Fakultas Teknik dan Fakultas Ilmu Pasti dan Ilmu Alam. ITB resmi berdiri sebagai institusi mandiri pada 2 Maret 1959 dan terus berkembang hingga saat ini.
Fakultas dan Sekolah
Saat ini, ITB memiliki 12 Fakultas dan Sekolah, serta 1 Sekolah Pascasarjana yang terdiri dari 130 program studi dengan 1.447 dosen berpengalaman yang tersebar di tiga kampus, yakni Kampus Ganesha (Bandung), Kampus Jatinangor, dan Kampus Cirebon. Beberapa fakultas dan sekolah yang ada di ITB antara lain sebagai berikut.
- Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian (FITB)
- Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA)
- Fakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD)
- Fakultas Teknologi Industri (FTI)
- Fakultas Teknik Mesin dan Dirgantara (FTMD)
- Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan (FTSL)
- Fakultas Teknik Pertambangan dan Perminyakan (FTTM)
- Sekolah Arsitektur, Perencanaan dan Pengembangan Kebijakan (SAPPK)
- Sekolah Bisnis dan Manajemen (SBM)
- Sekolah Farmasi (SF)
- Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati (SITH)
- Sekolah Teknik Elektro dan Informatika (STEI)
ITB.AC.ID
Pilihan editor: Berusia 104 Tahun, ITB Bangun Fasilitas Baru di Bandung Jatinangor dan Observatorium Bosscha