Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Kwartir Nasional (Kwarnas) Gerakan Pramuka Budi Waseso memastikan video viral yang menampilkan sekelompok anggota Pramuka meneriakkan '2019 Ganti Presiden' bukan bagian dari Pramuka. Menurut Buwas, tim internal Pramuka telah melakukan penelitian pada video itu dan menemukan beberapa kejanggalan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Kami temukan bahwa dalam kegiatan itu tidak ada orang dewasa yang berseragam Pramuka," kata Buwas saat konferensi pers di Kantor Kwarnas Gerakan Pramuka, Jakarta, Selasa, 16 Oktober 2018.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Buwas mengatakan selalu ada tim Pembina dalam kegiatan Pramuka yang melibatkan kelompok anak-anak, baik golongan Siaga atau Penggalang. Dengan tidak terlihatnya anggota Pembina dalam video itu, Buwas memastikan video tersebut tidak dibuat saat kegiatan Pramuka.
Alasan kedua, kata Buwas, kelompok berseragam Pramuka dalam video itu tidak memilik badge-badge kemahiran umum atau khusus. Selain itu, kata dia, tidak terlihat adanya badge Kwarda/Kwarcab, nomor Gugus Depan (Gudep), tidak memakai tutup kepala, dan tidak adanya logo boy scout Pramuka. "Maka kalau kita lihat dari keseluruhannya, mereka memang bukan Pramuka, hanya seragam yang digunakan mirip seragam pramuka," ujarnya.
Sebelumnya beredar video berdurasi 20 detik yang memperlihatkan sejumlah siswa berseragam Pramuka diajak menyerukan yel-yel 2019 ganti presiden. Di awal video, seorang lelaki dalam video tersebut mengangkat satu tangan kanannya dan menyerukan takbir dan diikuti oleh para siswa. Setelah itu, lelaki itu berseru '2019' yang disambut para siswa dengan teriakan 'ganti presiden' dengan mengangkat tangan kanan mereka. Tidak cukup sekali, lelaki itu pun mengulanginya dengan menyebutkan 2019 dan dijawab oleh para siswa 'ganti presiden'.
Buwas mengatakan gerakan Pramuka tak pernah berpolitik, bukan sebuah kekuatan politik dan bukan sebuah partai politik. Pramuka, kata Buwas, telah berkomitmen untuk melakukan kegiatannya demi kepentingan bangsa dan negara, bukan kepentingan kelompok, individu, maupun politik praktis. "Jangan sampai nanti Pramuka dicederai seolah-olah itu kegiatannya Pramuka," ujarnya.