Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pendidikan

Cerita Mahasiswa PNP Jadi Korban Erupsi Gunung Marapi, Baru Pertama Kali Mendaki

Dari total 75 pendaki yang mendapat izin dari pengelola Taman Wisata Gunung Marapi untuk mendaki, 52 orang selamat dan 23 meninggal.

7 Desember 2023 | 15.32 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Tim Gabungan sedang mengevakuasi jasad pendaki yang terjebak erupsi Gunung Marapi ke ambulans, Selasa, 5 Desember 2023. Pada evakuasi hari Selasa, Tim Sar berhasil menurunkan 15 jenazah. TEMPO/Fachri Hamzah

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Seorang pria tak bisa membendung tangis saat kantong-kantong jenazah dibawa turun ke Pos Pendakian Gunung Marapi via Batu Plano, Kabupaten Agam, Sumatera Barat. Jenazah-jenazah tersebut merupakan korban erupsi Gunung Marapi yang terjadi pada Ahad, 3 Desember 2023.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pria tersebut adalah Ahmad Gandi Sabri. Ia merupakan sepupu dari Yasirli Amri, salah satu pendaki asal Kabupaten Tanah Datar yang terjebak erupsi Gunung Marapi.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sejak hari kejadian, Gandi sudah berada di Posko Informasi menunggu kepastian nasib saudaranya tersebut. Gandi datang bersama orang tua Yasirli. Namun saat mengetahui saudaranya itu sudah dibungkus kantong jenazah, ia tak kuasa menahan derai air matanya.

Gandi langsung menaiki ambulans yang akan membawa adiknya tersebut ke Rumah Sakit Achmad Muctah Kota Bukitinggi. Yasirli berhasil dievakuasi pada Selasa, 5 Desember 2023, bersama 17 orang korban lainnya. 

Gandi bercerita pasca erupsi, Yasirli sempat mengirimkan video kepada pihak keluarga. Video tersebut berisikan permintaan untuk segera menolongnya. "Yarsili yang langsung mengirim video tersebut kepada kami pihak keluarga," kata dia.

Sekitar pukul 18.00 WIB pasca erupsi Gunung Marapi, Mahasiswa Politeknik Negeri Padang (PNP) itu juga sempat menelepon pihak keluarga. Yasirli mengatakan kondisinya yang sedang kehausan dan sendirian di puncak. 

"Di telepon itu, Yasirli mengutarakan bahwa dirinya haus, kakinya rasa mau patah dan tidak sanggup lagi berjalan," ujar Gandi saat menyebutkan isi percakapan.

Menurut Gandi, Yasirli berangkat ke Gunung Marapi bersama belasan orang mahasiswa PNP lain. Hal tersebut berdasarkan keterangan Yasirli sebelum berangkat.

"Adik saya itu sempat minta izin untuk berangkat ke orang tuanya dan diizinkan pada Jumat 30 Desember 2023," kata Gandi.

Menurut Gandi, pendakian kali ini merupakan pengalaman pertama dari Yasirli. "Adik saya itu baru pertama kali ini naik gunung," kata dia.

Selain Gandi, Idral setia menunggu cucunya. Ia tampak gelisah menunggu jasad cucunya. Sudah tiga jam lebih dirinya tampak mondar mandir di sekitar pos Batu Palano bersama anak perempuannya. Cucunya bernama Irfandi Putra yang juga merupakan mahasiswa PNP.

Idral bercerita Irfandi berangkat bersama lima orang temannya. Irfandi sempat meminta izin kepada orang tua untuk naik Gunung Marapi dan dizinkan pihak keluarga. "Dia meminta izin kok kepada keluarga," kata Idral sambil melihat lokasi evakuasi.

Ia dan keluarga mengaku sudah pasrah dengan kondisi Irfandi. Sebab, pihak keluarga sudah terlebih dahulu mengetahui kondisi Irfandi dan teman-temannya yang terlibat sebagai relawan.

"Kami pasrah, ini sudah suratan dari yang atas mau bagaimana lagi," kata Idral pada Selasa 5 Desember 2023.

Erupsi Gunung Marapi yang terjadi pada Ahad lalu terjadi sekitar pukul 15.30 WIB. Kala itu, ada puluhan orang yang sedang mendaki. Pasca erupsi, proses pencarian para pendaki langsung dilakukan. Pada Rabu, 6 Desember lalu, proses pencarian dihentikan setelah seluruh pendaki dievakuasi. Dari total 75 pendaki yang mendapat izin dari pengelola Taman Wisata Gunung Marapi untuk mendaki, 52 orang selamat dan 23 meninggal.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus