Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan telah melantik Muryanto Amin sebagai Rektor Universitas Sumatera Utara, Kamis, 28 Januari 2021. Pelantikan itu menuai kontroversi karena rektor USU ini diduga telah menjiplak karya sendiri (swaplagiarisme).
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Majalah Tempo Edisi Senin, 1 Februari 2021, melaporkan bahwa Muryanto diduga melakukan swaplagiarisme dengan cara mengirimkan saru karya ilmiahnya ke berbagai jurnal.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dalam pelantikan secara daring yang dilakukan oleh Majelis Wali Amanat USU pada pagi harinya, tak banyak anggota majelis yang hadir. Rektor sebelumnya, Runtung Sitepu, juga absen.
Sekretaris Majelis Guslihan Dasatjipta menyebut hanya 9 dari 21 anggota majelis tak setuju dengan pelantikan Muryanto, termasuk dirinya. "Dia telah dinyatakan terbukti melakukan self-plagiarism," kata Guslihan kepada Majalah Tempo.
Dugaan swaplagiarisme ini diperiksa oleh tim khusus yang dibentuk oleh rektor sebelumya, Runtung Sitepu. Mereka mencatat ada kemiripan karya ilmiah yang dikirim ke empat jurnal, yakni Jurnal Komunitas oleh Unnes Journal pada 2014, The Social Sciences oleh Medwell Journals pada 2017, Man In India oleh Serials Publications pada 2017, dan International Journal of Scientific Research and Management pada 2018.
Sebelum menjadi rektor, Muryanto merupakan Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik di sana. Dalam laporan Majalah Tempo ini disebutkan Muryanto dikenal dosen-dosen FISIP dan politikus setempat dekat dengan lingkaran Istana, termasuk menantu Presiden Joko Widodo, Muhammad Bobby Afif Nasution.
Muryanto disebut menjadi salah satu konsultan politik yang membantu Bobby dalam pemilihan Wali Kota Medan. Ia diketahui kerap datang di acara-acara yang dihadiri Bobby. Meski begitu, Muryanto sendiri membantah bahwa ia membantu Bobby.
Rektor USU yang baru saja dilantik ini mengatakan hanya mengobservasi secara dekat lantaran penelitian dan studinya banyak terkait dengan Pilkada. "Riset saya banyak soal Pilkada," kata Muryanto Amin. Sementara itu, Muryanto juga enggan berpolemik panjang soal dugaan swaplagiarisme ini.
Cerita lebih lengkap terhadap dugaan swaplagiarisme ini, dapat dibaca di Majalah Tempo edisi pekan ini, 'Noktah Hitam di Kampus Hijau'.