Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Nusa

Danny Pomanto Hengkang dari NasDem ke PDIP, Ini Beberapa Kontroversi Wali Kota Makassar

Wali Kota Makassar Danny Pomanto hengkang dari NasDem ke PDIP. Berikut beberapa kontroversi yang pernah menjeratnya.

29 Agustus 2023 | 20.01 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Seorang bocah bersalaman dengan Walikota Makassar, Danny Pomanto saat mengunjungi rumah keluarga korban hilangnya AirAsia QZ 8501 di Jalan Baronang, Makassar, 30 Desember 2014. TEMPO/Iqbal lubis

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Danny Pomanto telah menjadi perbincangan publik setelah memutuskan hengkang dari Partai NasDem dan bergabung dalam PDIP.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Wali Kota Makassar dua periode ini mengaku bahwa bergabungnya ia dengan partai berlambang banteng tersebut lantaran merasa selaras dengan gaya kepemimpinannya yang melakukan perjuangan rakyat kecil. Dalam sebuah wawancara saat ditemui di Makassar Senin, 28 Agustus 2023 lalu, ia mengaku bahwa untuk dirinya yang berawal dari rakyat kecil, PDIP menjadi tempat yang tepat untuk meneruskan perjuangan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

“Saya ini anak lorong, ketemu wong cilik, jadi memang alamnya seperti itu (PDIP). Hari ini kita pejuang petarung, saya kira dengan PDIP, saya selalu berada dalam kehidupan sehari-hari penuh perjuangan,” ujarnya.

Sebelum bergabung dalam dunia politik, pria bernama asli Mohammad Ramdhan Pomanto ini pernah menggeluti karir di bidang arsitek. Hal ini nampak pada latar belakang pendidikannya sebagai lulusan Teknik Arsitektur dari Universitas Hasanuddin. 

Saat pertama kali memasuki dunia politik, ia menggandeng Syamsu Rizal untuk mencoba peruntungan dalam Pilkada 2011 sebagai Gubernur Gorontalo. Namun, sayang seribu sayang Danny dan Syamsu Rizal harus menelan pahitkan kekalahan karena Komisi Pemilihan Umum (KPU) menyatakan keduanya tidak lolos persyaratan minimal jumlah suara partai politik pengusung.

Tidak pantang menyerah, setelah menerima kekalahan pada tahun 2011 sebagai calon Gubernur Gorontalo, Danny kembali mencoba mengupayakan karir politiknya dalam Pemilihan Kepala Daerah Kota Makassar dua tahun kemudian.

Ia kembali menggandeng Syamsu Rizal sebagai wakilnya dan berhasil memenangkan Pilkada tersebut. Setelah masa jabatannya berakhir, ia kembali mencalonkan diri pada periode kedua dan berhasil memenangkan pemilihan. Pada periode keduanya ini, dirinya tak lagi menggandeng Syamsu Rizal, tetapi ia maju bersama Fatmawati Rusdi dan didukung oleh Partai NasDem, Partai Gelora, Partai Bulan Bintang, dan Partai Gerindra.


Kasus-kasus Danny Pomanto

Selama Danny Pomanto menjadi Wali Kota Makassar, tentu tidak serta merta semua berjalan mulus-mulus saja. Dalam dua periode yang dijalaninya hingga hari ini, Danny banyak menemukan kerikil dan batu-batu yang menghadang langkahnya. Salah satunya, saat dirinya diperiksa sebagai saksi dalam kasus korupsi PDAM yang menjerat Ilham Arief Sirajuddin.

Dalam kasus yang menjerat bekas Wali Kota Makassar terkait korupsi proyek rehabilitasi Perusahaan Daerah Air Minum Makassar 2006-2012 itu, Danny bahkan sempat diduga menerima asuransi dwiguna sejumlah Rp 600 juta. Kartia yang berprofesi sebagai Direktur Keuangan PDAM kala itu menyampaikan dalam keterangannya menjadi saksi, bahwa Wali kota dan Wakilnya pernah menerima uang tersebut sedikitnya satu kali.

Selain kasus korupsi PDAM tersebut, diketahui beredar rekaman suara Danny Pomanto yang menyebutkan bahwa ada peran Jusuf Kalla dibalik penangkapan Edhy Prabowo oleh KPK. Ia menyebutkan bahwa yang paling diuntungkan dari penangkapan tersebut adalah JK.

Danny Pomanto sempat menyebut bahwa Jusuf Kalla (JK) merupakan dalang dibalik penangkapan mantan Menteri Kelautan dan Perikanan, Edhy Prabowo. Hal ini pernah disampaikan oleh juru bicara Jusuf Kalla, Husain Abdullah.

Lebih lanjut Husain menerangkan, bahwa selama ini, pasca tak lagi menjabat sebagai wakil presiden, Jusuf Kalla lebih aktif pada kegiatan-kegiatan sosial. Atas kejadian ini, Husain menegaskan, bahwa Danny Pomanto akan berhadapan dengan hukum. Pihaknya juga telah meminta kepada KPK untuk memanggil Danny Pomanto agar mengklarifikasi fitnah tersebut. 

Bagi Husain, masalah yang dimunculkan Danny Pomanto ini juga telah merendahkan KPK atas prestasinya menangkap Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo. Ia juga menilai, dalam kasus ini Danny Pomanto telah mengadu-domba tokoh-tokoh nasional yang ada.


SHARISYA KUSUMA RAHMANDA  I  TIM TEMPO.CO 

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus