Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan atau PDIP baru saja kehilangan kader seniornya, Budiman Sudjatmiko, yang dipecat belakangan. Namun di sisi lain, partainya Megawati Soekarnoputri itu juga mendapatkan kader anyar. Wali Kota Makassar Mohammad Ramdhan Pomanto alias Danny Pomanto dikabarkan resmi bergabung dengan PDIP baru-baru ini.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Alasan Danny Pomanto gabung PDIP
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Danny Pomanto sebelumnya merupakan kader Partai NasDem. Dia keluar dari partai pimpinan Surya Paloh itu pada Juli 2023 lalu. Alasannya, kata Danny, karena keluarga dan politik. Selain itu, ia memilih mundur karena NasDem mencalonkan Anies Baswedan pada Pemilihan Presiden 2024. Sementara ia memiliki pilihan sendiri dalam kontestasi politik tahun depan.
Walikota Makassar, Mohammad Ramdhan Danny Pomanto memantau suasana kota melalui ruang kontrol yang diberi nama War Room di lantai 10 Kantor Balai Kota Makassar. TEMPO/Subekti.
Danny sempat diisukan bakal bergabung dengan PDIP. Isu itu menjadi kenyataan baru-baru ini. Danny resmi menjadi kader partai berlambang kepala banteng moncong putih tersebut. Melabuhkan diri ke PDIP tentu bukan tanpa alasan. Danny mengklaim karena selalu menerapkan perjuangan rakyat kecil sehingga layak bergabung dengan PDIP.
“Saya ini anak lorong, ketemu wong cilik, jadi memang alamnya seperti itu (PDIP). Hari ini kita pejuang petarung, saya kira dengan PDIP, saya selalu dalam kehidupan sehari-hari penuh perjuangan,” ucap Danny di Makassar, Senin, 28 Agustus 2023.
Sementara itu, Ketua Bidang Kehormatan DPP PDIP Komarudin Watubun mengingatkan Danny agar menjadi kader yang lurus. Komarudin berpesan jangan sampai Danny menjadi kader yang kepalanya banteng, tapi ekornya kambing. Dia berharap Danny berposisi sebagai tokoh di Kota Makassar, Sulawesi Selatan, yang siap bertarung pada Pemilihan Presiden dan Legislatif ke depan.
“Saya pesan ke beliau (Danny), jadilah kader partai yang utuh, jangan sampai kepalanya banteng, ekornya kambing,” kata Komaruddin, Senin, 28 Agustus 2023.
Alasan Budiman Sudjatmiko dipecat PDIP
Politikus senior Budiman Sudjatmiko resmi dipecat PDIP Agustus lalu. Aktivis 1998 itu menyatakan telah menerima surat pemecatan dirinya. Bagi Budiman, pemecatan PDIP terhadap dirinya menjadi pengakhiran dari satu episode dalam hidupnya. Namun di sisi lain, dia akan memulai episode berikutnya. Pemecatan itu, kata dia, bagian dari perjalanan hidupnya sebagai manusia politik sejak dirinya remaja.
“Ini bagian dari perjalanan saya sebagai manusia politik sejak saya remaja. Mengalir bersama sejarah,” ujar Budiman.
Alasan pemecatan itu merupakan buntut dari langkah Budiman memberikan dukungan kepada calon presiden dari Partai Gerindra, Prabowo Subianto. Sebelumnya, secara resmi dia mendeklarasikan dukungannya kepada Prabowo untuk maju pada Pilpres 2024 dalam acara deklarasi Prabowo Budiman Bersatu atau Prabu di Semarang, Jumat, 18 Agustus 2023. Dia mengajak semua pihak untuk menatap masa depan supaya lebih cerah.
“Kita lupa jika ada masa depan. Oleh karena itu, kita harus melihat ke masa depan, sesekali kita bisa melihat ke belakang,” kata Budiman.
Sementara itu, Partai Gerindra tak beranggapan kehadiran Budiman di agenda tersebut merupakan bentuk dukungan kepada Prabowo. Wakil Ketua Umum Bidang Hukum dan Advokasi Partai Gerindra, Habiburokhman, mengatakan bahwa partainya tidak ingin terlibat dalam konflik internal PDIP. Dia menekankan bahwa partainya akan mencari konstituen sendiri, tanpa terlibat dalam kontroversi.
“Saya nggak tahu ya, kalau mas Budiman itu kan kemarin dalam rangka melakukan dukungan, hadir dalam dukungan relawan, kita gak bicara soal kiprah di partai politik,” kata Habiburokhman pada acara Konsolidasi Kader Gerindra di Jakarta Barat, Sabtu, 26 Agustus 2023.
Namun, Sekretaris Jenderal Partai Gerindra, Ahmad Muzani, menyatakan partainya adalah partai yang terbuka bagi siapa pun yang ingin menjadi kader, termasuk Budiman Sudjatmiko. Muzani menegaskan bahwa kesiapan Partai Gerindra menerima Budiman sebagai kader tergantung pada kesediaan politikus itu untuk menerima semua keputusan partai.
“Gerindra partai terbuka, bisa menerima siapa pun. Yang penting satu: menerima dengan seluruh yang sudah kita putuskan,” katanya saat diwawancarai pada acara pertemuan dengan Partai Gelora Indonesia, 19 Agustus 2023.
HENDRIK KHOIRUL MUHID | TIM TEMPO.CO