Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta -Menjadi staf khusus Menteri Sosial Agus Gumiwang Kartasasmita, mantan bendahara tim sukses Jokowi – Ma’ruf Amin, Jusuf Hamka memiliki tugas baru. Ia diminta untuk menasionalisasikan nasi kuning. Warung Nasi Kuning Podjok Halal khusus untuk fakir miskin dan duafa milik Jusuf Hamka dikembangkan di mana-mana.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Rencana untuk membuat warung nasi kuning ini menjadi program nasional, tengah digodok," ujar Jusuf kepada Tempo pada Selasa malam, 16 Oktober 2018.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Anak angkat Buya Hamka ini mengatakan sebelumnya Dewan Ketahanan Nasional (Wantanas) juga telah mendorong nasionalisasi warung nasi kuning ini untuk mewujudkan ketahanan nasional. Warung Nasi Kuning Podjok Halal ini menjual nasi murah seharga Rp3000 per porsi di seluruh Indonesia untuk membantu ketersediaan makan siang yang layak bagi masyarakat bawah. Saat ini, Warung Nasi Kuning Podjok Halal sudah ada di 7.000 kecamatan di seluruh Indonesia.
Konsep warung murah didukung Wantanas untuk dikembangkan ke seluruh Indonesia agar dapat membantu masyarakat kurang mampu agar mendapatkan menu makan sehat dan layak. Tidak berbisnis, warung ini murni merupakan gerakan sosial membantu masyarakat. Menu makanan yang dijual murah oleh warung ini dibeli dari penjual nasi di sekitar secara bergantian. Sehingga, tidak mematikan usaha masyarakat sekitar.
Satu porsi nasi kuning dibeli seharga Rp10 ribu dan dijual kembali dengan harga Rp3 ribu. Jadi, setiap pembeli nasi murah ini mendapatkan subsidi Rp7 ribu tiap piring. Inilah yang disebut Jusuf Hamka sebagai konsep sosial.
Dana membuka warung ini, awalnya berasal dari kocek mantan bendahara tim sukses Jokowi itu sendiri. Belakangan, niat baiknya itu mengundang banyak orang untuk menyumbangkan uang. Sehingga, warung nasi kuning ini sekarang sudah berdiri di berbagai penjuru di Indonesia.