Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pendidikan

FK Unair Berduka Atas Pemecatan Dekan, Ini 3 Tuntutan Aksi Save Prof Bus

Sivitas akademika Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga (FK Unair) menggelar aksi 'Save Prof Bus' pada Kamis siang, 4 Juli 2024.

4 Juli 2024 | 18.17 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Karangan bunga #saveprofbus memenuhi halaman depan FK Unair imbas pemecatan Dekan, Kamis 4 Juli 2024. Foto: HANAA SEPTIANA/TEMPO

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Sivitas akademika Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga (FK Unair) menggelar aksi ‘Save Prof Bus’ pada Kamis siang, 4 Juli 2024. Aksi itu imbas pemecatan Budi Santoso yang akrab disapa Prof Bus sebagai dekan usai dia mengeluarkan pernyataan menolak kebijakan pemerintah impor dokter asing.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Aksi yang mengambil lokasi di depan Patung FK Unair itu diikuti cukup banyak peserta hingga memutihkan halaman depan gedung FK Unair. Di sekelilingnya juga terdapat puluhan karangan bunga yang bertuliskan#SAVEPROFBUS.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Aksi dipimpin Guru Besar FK sekaligus Rektor Unair 2001-2006, Puruhito. “Saya sangat berduka cita saat mendengar apa yang telah diputuskan Rektor Unair terhadap dekan FK, Prof Bus,” kata Puruhito saat berorasi.

Menurut dia, tindakan Rektor Unair, Mohammad Nasih, memecat Prof Bus sangat tidak masuk akal. Alasannya, Budi Santoso masih bisa menjalankan tugasnya dengan baik. Selain itu, syarat memecat dekan juga harus atas persetujuan Senat Unair dan Majelis Wali Amanah (MWA).

“Syarat-syarat ini rupanya tidak terlalu dipenuhi oleh pimpinan,” kata Puruhito sambil menambahkan, "Karena itu, kami sangat berduka mendengar apa yang terjadi dengan dekan kebanggaan kami.”

Sejumlah guru besar, dosen, alumni bahkan mantan Rektor Universitas Airlangga (Unair) Puruhito menggelar aksi damai di patung Airlangga, Fakultas Kedokteran (FK) Unair, Kampus A, Surabaya pada Kamis, 4 Juli 2024. Mereka mendesak Rektor Unair Mohammad Nasih untuk meninjau Surat Keputusan Pemberhentian Budi Santoso sebagai Dekan FK Kedokteran. Dok. Istimewa.

Guru besar perintis bedah jantung itu juga mengatakan bahwa Prof Bus membawa banyak prestasi untuk FK Unair. Salah satunya fakultas kedokteran yang menerbitkan banyak artikel ilmiah di tingkat internasional.

Karenanya, sivitas akademika FK Unair menolak keputusan rektor yang menyatakan bahwa Prof Bus dihentikan jabatannya sebagai Dekan. “Kedua, kami ingin jabatan beliau bisa dikembalikan lagi memimpin FK ini sampai berakhirnya masa jabatan beliau,” tutur Puruhito.

Sejumlah guru besar, dosen, alumni bahkan mantan Rektor Universitas Airlangga (Unair) Puruhito menggelar aksi damai di patung Airlangga, Fakultas Kedokteran (FK) Unair, Kampus A, Surabaya pada Kamis, 4 Juli 2024. Mereka mendesak Rektor Unair Mohammad Nasih untuk meninjau Surat Keputusan Pemberhentian Budi Santoso sebagai Dekan FK Kedokteran. Dok. Istimewa.

Ketiga, massa aksi juga berharap nama baik Budi Santoso dikembalikan lagi. Dikatakan Puruhito, Prof Bus sangat perhatian terhadap pendidikan dokter Indonesia. “Ini terbukti sampai sekarang, FK Unair masih salah satu yang terbaik di Indonesia,” katanya.

Belum ada pernyataan dari Rektor Unair M. Nasih tentang pemecatan tersebut. Tapi, dari keterangan tertulis Ketua Pusat Komunikasi dan Informasi Publik Unair Martha Kurnia Kusumawardani, pemecatan Dekan FK Unair Budi Santoso merupakan kebijakan internal untuk menerapkan tata kelola yang lebih baik guna penguatan kelembagaan khususnya di lingkungan FK Unair.

Unair, kata dia seperti dikutip dari Antara, "Mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada Prof. Dr. dr. Budi Santoso, Sp.OG.(K) atas pengabdiannya selama menjadi dekan."

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus