Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Politik

Hasto Klaim Jokowi Sempat Ingin Dongkel Kursi Ketum PDIP dari Megawati

Presiden Jokowi disebut sempat incar kursi Ketua Umum PDIP dari Megawati untuk mempertahankan kekuasaan.

3 April 2024 | 07.41 WIB

Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto saat konferensi pers di Kantor DPP PDIP, Jakarta Pusat, Senin,  25 Maret 2024. ANTARA/HO-PDIP
Perbesar
Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto saat konferensi pers di Kantor DPP PDIP, Jakarta Pusat, Senin, 25 Maret 2024. ANTARA/HO-PDIP

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

TEMPO.CO, Jakarta - Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto mengungkapkan upaya Presiden Joko Widodo atau Jokowi yang berupaya mempertahankan kepemimpinannya. Hasto mengklaim Jokowi bahkan mengincar kursi ketua umum PDIP yang kini diduduki Megawati Soekarnoputri.

Kata Hasto, Jokowi ingin mempertahankan kekuatan politik dengan menguasai parpol, yakni Golkar dan PDIP. "Jadi, jauh sebelum pemilu, beberapa bulan, antara lima-enam bulan. Ada seorang menteri powerful," kata Hasto dalam kegiatan Bedah Buku 'NU, PNI, dan Kekerasan Pemilu 1971' karya Ken Ward (1972) yang digelar di kawasan Cikini, Jakarta Pusat, Selasa, 2 April 2024, dikutip keterangan tertulis.
 
Menteri itu, kata Hasto, ditugaskan untuk bertemu Ryaas Rasyid oleh Presiden Jokowi. Ryaas Rasyid, mantan Anggota Dewan Pertimbangan Presiden ditugaskan untuk membujuk Bu Mega, agar kepemimpinan PDI Perjuangan diserahkan kepada Pak Jokowi. 
 
"Jadi, dalam rangka kendaraan politik. Untuk 21 tahun ke depan," kata Hasto.
 
Upaya pengambilalihan parpol yang dipimpin Megawati ini pun pernah terjadi para era Soeharto yang ingin mempertahankan kekuasaan lewat Pemilu 1971.
 
'Nah, ini harus kita lihat, mewaspadai bahwa ketika berbagai saripati kecurangan Pemilu 71, yang menurut saya 71 saja enggak cukup, ditambah 2009, menghasilkan 2024, kendaraan politiknya sama," kata Hasto.
 
Presiden, yang masih merupakan kader PDIP, disebut-sebut pecah kongsi dengan partai banteng akibat perbedaan pilihan politik di Pilpres 2024. Putra Jokowi - Gibran Rakabuming Raka, menjadi cawapres Prabowo Subianto. Sementara PDIP mengusung eks Gubernur Jawa Timur sebagai calon presiden.
 
Koordinator Staf Khusus Presiden Ari Dwipayana belum segera membalas pesan saat ditanya soal pernyataan Hasto mengenai upaya Jokowi jadi Ketum PDIP.
 
Beberapa bulan lalu, Jokowi menanggapi usulan yang menyebutnya bisa menjadi Ketua Umum PDIP. Mantan Gubernur Jakarta itu mengatakan banyak kandidat lain yang lebih muda.
 
"Saya mau pensiun, pulang ke Solo," kata Jokowi merujuk pada kampung halamannya saat ditemui seusai HUT ke-78 TNI di Monas, Jakarta Pusat, pada Kamis, 5 Oktober 2023.
 
Jokowi menyebut kandidat yang dimaksud adalah anak-anak Ketua Umum PDIP Megawati Sukarnoputri, Puan Maharani dan Prananda Prabowo.
 
Usul Jokowi jadi ketum PDIP disampaikan putra sulung Presiden RI pertama Sukarno, sekaligus kakak Megawati, Guntur Sukarno, dalam opininya di Harian Kompas pada Sabtu, 30 September 2023.
 
Guntur mengatakan Jokowi perlu melanjutkan karier politiknya usai lengser sebagai Presiden. Ia menyebut Jokowi sebagai anak ideologis Bung Karno. Dia terutama mencermati sejumlah kebijakan hilirisasi Jokowi dalam geopolitik global yang dinilai telah melaksanakan prinsip-prinsip Bung Karno.
 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600
Daniel Ahmad Fajri

Daniel Ahmad Fajri

Bergabung dengan Tempo pada 2021. Kini reporter di kanal Nasional untuk meliput politik dan kebijakan pemerintah. Bertugas di Istana Kepresidenan pada 2023-2024. Meminati isu hubungan internasional, gaya hidup, dan musik. Anggota Aliansi Jurnalis Independen.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus