Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pendidikan

IDI Jatim Kesulitan Akses Data Nakes Positif Covid di Surabaya

IDI meminta keselamatan dokter diperhatikan. Ia berharap pemerintah memperhatikan alat pelindung diri dan vitamin bagi dokter.

30 Juni 2020 | 03.28 WIB

Mobil PCR BNPB yang dikirim ke Surabaya, 28 Mei. (Humas Pemprov Jatim)
Perbesar
Mobil PCR BNPB yang dikirim ke Surabaya, 28 Mei. (Humas Pemprov Jatim)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

TEMPO.CO, Surabaya-Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Jawa Timur Sutrisno mengatakan, jumlah tenaga kesehatan (nakes) di seluruh provinsi tersebut sebanyak 25 ribu. Dari jumlah itu, kata dia, sebanyak 76 orang dinyatakan positif terinfeksi Covid-19.

Namun, jumlah tersebut belum termasuk tenaga kesehatan di Surabaya. “Karena kami kesulitan mendapat data yang di Surabaya,” kata Sutrisno saat dengar pendapat dengan Komisi E DPRD Jawa Timur, Jalan Indrapura, Surabaya, Senin, 29 Juni 2020.

Adapun dokter, ujar Sutrisno, 10 orang dinyatakan meninggal karena Covid-19. Jumlah itu sudah termasuk yang ada di Surabaya. Dia juga menyatakan bahwa dari 137 perawat yang positif, 10 di antaranya meninggal.  Sedangkan bidan, dari 53 orang positif, 2 meninggal.

Sutrisno meminta keselamatan dokter diperhatikan. Ia berharap pemerintah memperhatikan alat pelindung diri dan vitamin bagi dokter. “Saya juga dititipi PPNI (Persatuan Perawat Nasional Indonesia) dan IBI (Ikatan Bidan Idonesia) agar menyampaikan permohonan serupa,” tutur Sutrisno.

Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Soetomo Joni Wahyuadi berujar, rumah sakit rujukan maupun non-rujukan Covid-19 di Surabaya, Sidoarjo dan Gresik sudah tak menampung pasien karena keterbatasan tempat. Surabaya, kata Joni, masih menyumbang pasien Covid-19 tertinggi di Jawa Timur. “Surabaya sendiri menyumbang 48,9 persen kasus (di seluruh Jawa Timur),” kata dia.

Untuk mengurai membeludaknya pasien, kata Joni, beberapa alternatif coba ditempuh. Di antaranya dengan mengoptimalkan Rumah Sakit Lapangan di Jalan Indrapura Surabaya, Rumah Sakit BDH Surabaya, atau terpaksa dibawa ke Lamongan yang baru saja meresmikan rumah sakit khusus Covid-19. “Tempat tidur sebenarnya masih cukup, namun yang memenuhi syarat tidak cukup,” ujar Joni.



Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600
close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus