Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Calon Presiden Republik Indonesia nomor urut 3, Ganjar Pranowo menyatakan bahwa essential force target pada 2024 hanya mencapai sekitar 65,49 persen kepada Prabowo Subianto. Hal itu disampaikan Ganjar dalam Debat ketiga Pemilu Presiden 2024, yang berlangsung pada 7 Januari 2024 di Istora Senayan, Jakarta Pusat.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ganjar menganggap anggaran yang dialokasikan untuk pertahanan masih belum mencapai standar yang diinginkan. Menurutnya, alokasi anggaran saat ini hanya sekitar 0,78 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB), yang seharusnya mencapai 1-2 persen dari PDB.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Namun, pemeriksaan fakta yang dilakukan Tempo menunjukkan bahwa klaim tersebut sebagian benar. Dalam webinar yang diselenggarakan oleh Universitas Binus, dosen Hubungan Internasional, Curie Maharani Savitri, menjelaskan bahwa Target Minimum Essential Force (MEF) TNI pada 2024 memang kemungkinan tidak tercapai karena berbagai faktor, seperti tantangan ekonomi pertahanan, kondisi alutsista, dan dampak perang serta sanksi global.
Berdasarkan data dari Rencana Strategis Deputi Bidang Koordinasi Pertahanan Negara Tahun 2020-2024, target MEF terus dinaikkan setiap tahun, dan realisasinya pada 2019 dan 2020 tidak mencapai target yang ditetapkan. Capaian MEF pada 2019 hanya 63,19 persen dari target 68,90 persen, sementara pada 2020 turun menjadi 62,31 persen, padahal targetnya telah ditingkatkan menjadi 72 persen.
Panglima TNI saat itu Laksamana Yudo Margono, menyebutkan bahwa capaian MEF pada saat ini baru mencapai 65,06 persen, dan sulit untuk meningkat karena beberapa alutsista sudah habis masa pakainya tanpa diperbarui, dan anggaran yang diperlukan cukup besar.
Sejumlah ahli dan peneliti mengindikasikan bahwa target 100 persen MEF pada 2024 kemungkinan tidak tercapai, mengingat kondisi geopolitik dan dampak pandemi global.
Salah satunya adalah Bonifasius Endo Gauh Perdana, Dosen Ilmu Hubungan Internasional FISIP Universitas Tidar mengatakan selama itu tidak ada bukti terkait capaian MEF.
Menurutnya data terakhir terkait MEF hanya tersedia sampai 2020. Pada 2019 capaian MEF hanya 63,19 persen, sedangkan targetnya 68,90 persen. Pada 2020 capaian nya 62,31 persen. “Sedangkan targetnya Indonesia berada pada angka 72 persen. Oleh karena itu, capaian untuk tahun 2024 belum bisa dibuktikan,” kata Bonifasius.
Tentang Minimum Essential Forces (MEF)
Dilansir dari repository.ugm, MEF merupakan kekuatan esensial minimum yang menjadi bagian integral dari postur TNI untuk menghadapi ancaman aktual terhadap pertahanan negara.
Kebijakan ini merupakan respons pemerintah terhadap tantangan dalam pertahanan negara, yang diimplementasikan melalui pembangunan postur pertahanan yang didasarkan pada tiga aspek utama, yaitu penempatan (deployment), kapabilitas (capability), dan kekuatan (force).
Dikutip dari Polkam.go.id, MEF merupakan standar kekuatan dasar dan minimum yang menjadi komponen integral dari keseluruhan postur TNI. Hal itu harus dipersiapkan sebagai persyaratan utama dan fundamental untuk melaksanakan dengan efektif tugas pokok dan fungsi TNI dalam menghadapi ancaman aktual, serta mencapai tingkat efektivitas tangkal yang tinggi.
ANANDA BINTANG I TIM CEKFAKTA TEMPO