MAU belajar di Inggeris atau Amerika Serikat? Beberapa biro
perjalanan lewat iklan di koran akhir-akhir ini ramai menawarkan
kesempatan itu.
Ada biro perjalanan yang menawarkan program pendidikan Bahasa
Inggeris sambil berlibur, dengan tarif antara Rp 650 ribu sampai
Rp 900 ribu untuk masa pendidikan dua minggu sampai satu bulan.
Program yang katanya terbuka untuk segala umur itu akan
berlangsung di London, pada sekolah yang memiliki fasilitas
mulai dari laboratorium bahasa sampai kolam renang, sauna,
diskotik serta restoran.
Sebuah biro perjalanan lain bahkan tidak hanya menawarkan
program pelajaran bahasa Inggeris. Disebut juga dalam iklan itu
ilmu-ilmu yang lain seperti: computer technology, accounting,
mechanical engineering, electronical engineering, civil
engineering, photography serta hair dressing dan dressmaking &
fashion. Sedangkan sebuah iklan lainnya menawarkan studi di
Amerika Serikat -- menyebut kesanggupannya untuk mengurus
peminat mulai dari Indonesia sampai diterima di universitas di
sana.
Kegiatan usaha untuk mengurus peminat yang ingin belajar di luar
negeri itu dulu, menurut Sylvia Gosali, asisten manager Musi
Holiday Travel Service, diselenggarakan oleh biro-biro
perjalanan secara sambil lalu. "Usaha ini memang baru dan kami
sendiri baru memulainya tahun lalu," katanya. Beberapa biro itu
kemudian melakukan kerjasama dengan beberapa lembaga pendidikan
di Inggeris. Misalnya Regency English Conversation Club
bekerjasama dengan Regency School of English dan Academy
International London di London. Overseas Training Bureau dengan
Anglo World Education dan Anglo Continental Education di
Inggeris. Sedang Musi Holiday Travel Service dengan Mead School
of English di tempat yang sama.
Juga Doktor
Kegiatan yang nampaknya mulai mendapat pasaran itu terutama
bertujuan untuk memperdalam bahasa Inggeris. Tapi Amerindo Inc.
misalnya, ternyata menawarkan pendidikan tidak hanya untuk
memperoleh titel Master of Art (MA). Tapi juga sampai ke tingkat
doktor. Biro yang mengurus peminat yang mau belajar ke Amerika
Serikat itu, selain mengurus surat-surat izin dari P & K juga
menjanjikan si peminat diterima di Amerika sesuai dengan
kemauannya. Biaya kuliah per tahunnya yang boleh dibayar setelah
tiba di Amerika, ditaksir mencapai jumlah $ 4800 US.
Tapi apakah sekolah-sekolah yang ditawarkan itu sesuai mutunya
dengan yang dijanjikan? Pihak Kedutaan Inggeris maupun Amerika
Serikat di Jakarta tidak memberi komentar banyak. Nyonya Donna
M. Culpepper, Kepala Bagian Pertukaran Kebudayaan USIS,
menerangkan bahwa pemerintahnya hanya mengawasi lembaga-lembaga
pendidikan yang kebanyakan swasta itu dalam hal: apakah bayaran
sekolahnya terlalu besar atau tidak. Setiap orang boleh belajar
di negerinya, sepanjang ada jaminan bahwa mahasiswa itu kelak
tidak akan terlantar hidupnya. Jaminan itu harus dibuktikan
dengan jaminan di bank tertentu.
Begitu juga dengan Inggeris. Menurut J.C. Samuelson, Asistant
Representathe pada Konsulat Inggeris, pihaknya selalu siap
memberi informasi kepada mereka yang akan belajar di negerinya.
"Kami tidak menunjuk lembaga pendidikan tertentu. Kami hanya
menunjukkan alamat, dan apakah lembaga itu diakui atau tidak
oleh Pemerintah Inggeris," katanya. Sudah banyak peminat yang
ingin belajar ke Inggeris meminta keterangan kepadanya. "Tapi
yang pasti belum pernah ada biro perjalanan atau sponsor yang
bertanya mengenai kondisi lembaga-lembaga pendidikan di
Inggeris," ujar Samuelson.
Katanya, kalau dia di Inggeris membaca iklan yang menawarkan
program pendidikan di Indonesia, dia akan menghubungi Kedutaan
Indonesia di London, dan menanyakan apakah lembaga pendidikan
yang diiklankan itu sudah diakui atau belum. "Karena itu mereka
yang tidak minta informasi ke Konsulat Inggeris bisa beruntung
tapi bisa juga sial," tambahnya.
Relatif Lebih Murah
Yang pasti peminat yang ingin belajar ke luar negeri semakin
banyak. "Belakangan ini meningkat karena mereka yang belajar di
luar negeri merasa, selain waktu belajar lebih cepat, biaya
relatif lebih murah, jaminan mutu sekolahnya juga baik," ucap
Lukmantara, pimpinan Overseas Training Consultant. Contohnya,
kata Lukmantara, lulusan lembaga pendidikan sekretaris yang
belajar tiga tahun hanya akan memperoleh gaji sampai Rp 100 ribu
saja. Tapi lulusan kursus sekretaris di London yang hanya
setahun, akan memperoleh gaji sekitar Rp 200 ribu.
Belum pasti apakah alasan ini benar. Yang jelas belajar di luar
negeri memerlukan izin Departemen P & K. "Biro perjalanan kok
ngurusin pendidikan. Lha kalau dua minggu sekolahnya, sekolah
apa namanya?" ujar Kresno MO, Kepala Biro Hukum dan Humas P & K.
Biro-biro perjalanan itu, menurut Kresno yang mengaku belum
pernah melihat iklan-iklannya, terang tidak diakui P & K. Karena
yang mau belajar ke luar negeri harus datang sendiri minta izin
P & K.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini