Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
YOGYAKARTA - Dua kandidat calon presiden, Joko Widodo dan Prabowo Subianto, bersaing merebut pemilih dari kelompok Islam. Kemarin, baik Jokowi maupun Prabowo mengikuti kegiatan yang diselenggarakan oleh kelompok umat Islam di tempat berbeda. Joko Widodo sebagai presiden, menghadiri resepsi Milad Satu Abad Madrasah Mu’allimin-Mu’allimaat Muhammadiyah di Yogyakarta. Sedangkan Prabowo menghadiri peringatan Maulid Nabi Muhammad di Masjid Kwitang, Jakarta Pusat.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Di Yogyakarta, Jokowi naik panggung didampingi Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Haedar Nashir. Jokowi mengenakan baju koko putih dan berpeci hitam. Acara ini dihadiri 1.500 mu’allimin, 1.500 mu’allimaat, dan 500 tamu undangan. Sejumlah pejabat yang hadir dalam acara itu, di antaranya Menteri Badan Usaha Milik Negara Rini Soemarno, dan Tenaga Ahli Utama Kedeputian IV bidang Komunikasi Politik dan Diseminasi Informasi Kantor Staf Presiden, Ali Mochtar Ngabalin.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Cendekiawan yang juga mantan Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Ahmad Syafii Maarif, mengapresiasi Jokowi yang menaruh perhatian besar pada Muhammadiyah. Apresiasi Syafii diungkap saat memberi sambutan dalam acara ini. "Bapak Presiden Insinyur Joko Widodo, mungkin Bapak presiden pertama di Indonesia yang pernah berkunjung ke kampus ini (Madrasah Mu’allimin)," kata Syafii.
Ia berterima kasih kepada Jokowi karena di sela kesibukan menyempatkan hadir di madrasah milik Muhammadiyah yang memiliki 2.200 murid dari berbagai wilayah Indonesia itu. Buya Syafiisapaan Ahmad Syafii Maarifpun mengingat, dalam beberapa waktu terakhir, Jokowi juga menghadiri berbagai acara yang digelar Muhammadiyah. Misalnya pada akhir November lalu, Jokowi bersedia hadir di Kabupaten Lamongan, Jawa Timur, untuk memberikan surat keputusan (SK) pada beberapa perguruan milik Muhammadiyah. Sebelumnya, Jokowi menyempatkan hadir untuk membuka muktamar Ikatan Pemuda Muhammadiyah (IPM) di Surabaya pada November 2018.
Sementara itu, Prabowo Subianto menghadiri peringatan Maulid Nabi bersama Komandan Komando Satuan Tugas Bersama (Kogasma) Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono. Mereka memperingati Maulid bersama jemaah Masjid Majelis Ta’lim Al Habib Ali Al Habsy, Kwitang, Jakarta Pusat.
Prabowo hadir mengenakan setelan baju koko warna putih dan kopiah hitam, sedangkan Agus mengenakan jas dan kopiah hitam dipadukan sarung. Kehadiran mereka tampak membuat lokasi acara sedikit riuh dengan hadirin yang menyambut keduanya. Prabowo dan Agus mengikuti jalannya acara peringatan Maulid dan tidak memberi kata sambutan apa pun.
Seusai acara, Prabowo pergi menuju mobil dengan pengawalan ketat. Ia tampak melayani masyarakat sekitar yang ingin bersalaman maupun berswafoto. Beberapa kali, Prabowo terlihat mencium kening anak kecil yang ia temui sepanjang perjalanan menuju mobil. Sesampai di mobil, Prabowo langsung pergi meninggalkan lokasi.
Peran penting kelompok Islam untuk mendongkrak elektabilitas ini pernah terungkap dalam survei oleh Lingkaran Survei Indonesia atau LSI Denny JA pertengahan November lalu. Survei ini menyatakan ulama dan tokoh agama merupakan sosok masyarakat paling berpengaruh bagi pemilih.
Peneliti dari LSI Denny JA, Ikrama M., mengatakan 51,7 persen pemilih Indonesia lebih mendengarkan imbauan agamawan ketimbang tokoh lain, seperti politikus dan akademikus. "Dari pertanyaan profesi mana yang paling dipilih dan didengar imbauannya, masyarakat menjawab mayoritas memilih tokoh agama," kata Ikrama.
Tokoh agama, khususnya ulama, dianggap sebagai endorser. Adapun ulama lebih menonjol ketimbang tokoh agama lain, seperti pendeta, pastor, dan biksu, karena 80 persen pemilih Indonesia merupakan pemilih muslim. Ikrama mengatakan kuatnya sosok ulama karena masyarakat tak hanya memandangnya sebagai profesi. Mereka juga menganggap ulama sebagai identitas yang bisa menjadi patron atau contoh. "Ujaran ulama pun kerap diamalkan dan menjadi acuan untuk perilaku sehari-hari," katanya. RYAN DWIKY ANGGRIAWAN
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo