Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta -- Badan Gizi Nasional (BGN) akan menggunakan kemasan yang bisa dibawa pulang untuk tempat makanan bergizi gratis selama Ramadan. Kepala BGN Dadan Hindayana mengatakan akan mengganti wadah makanan bergizi gratis yang sebelumnya menggunakan stainless steel dengan kemasan kertas agar makanan bisa dibawa pulang.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Menunya makanan kering yang tahan sampai magrib, dibawa pulang saat bubar sekolah," ujar Dadan saat dihubungi Tempo pada Sabtu, 8 Februari 2025. Dia memastikan program makan bergizi gratis (MBG) tidak akan berhenti meskipun memasuki bulan puasa.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Untuk mengatasi masalah lingkungan, ia mengklaim menggunakan disposal bag yang berasal dari bahan yang mudah terurai. Selain itu, BGN juga berencana melakukan uji coba dengan menggunakan wadah yang dapat dibawa setiap hari oleh penerima manfaat program MBG. "Jadi setelah isi dikonsumsi di rumah, besoknya dibawa untuk ditukar dengan yang ada isinya," tutur dia.
Sebelumnya, BGN mengatakan salah satu penyesuaian dalam penerapan program MBG saat Ramadan ini adalah dengan memberikan makanan dengan menu untuk dibawa pulang. "Bagi yang tidak berpuasa mungkin makan di rumah, jangan di sekolah, kan harus menghormati," ucap Dadan.
Dadan mengklaim per 3 Februari 2025, realisasi penerima MBG telah mencapai 730 ribu orang. Adapun jumlah Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) sebagai dapur MBG mencapai 245 unit yang tersebar di 34 provinsi di Indonesia. Dadan menyebutkan dari target penerima manfaat MBG sebesar 82,9 juta orang pada 2025, saat ini tercapai 0,8 persen.
Dia menjelaskan, bila nanti pada pertengahan Februari mencapai 1,5 persen, berarti masih kurang 98,5 persen. "Itu kan masih banyak peluangnya. Jadi bagi masyarakat nggak usah khawatir akan ketinggalan program ini karena program kami baru berjalan 0,8 persen," kata Dadan. Dosen Institut Pertanian Bogor itu juga mengatakan, pemerintah akan mengajak beberapa lembaga negara dan ormas keagamaan untuk bekerja sama demi mempercepat pencapaian MBG.
Dalam kesempatan terpisah, BGN mengatakan program MBG mendapat tambahan Rp 100 triliun dari pemangkasan anggaran Kementerian dan Lembaga (K/L). Hal itu diungkap oleh Direktur Pemberdayaan dan Partisipasi Masyarakat BGN Tengku Syahdana saat menanggapi pertanyaan mengenai sumber tambahan anggaran untuk program makan bergizi gratis.
"Uangnya salah satunya dari metode penghematan 16 pos Kementerian/Lembaga yang hampir semuanya terkena pemotongan," ujar Tengku dalam peluncuran 'Seri Kedua Kajian Makan Bergizi Gratis' oleh Center for Indonesia's Strategic Development Initiatives (CISDI), di Jakarta, pada Kamis, 6 Februari 2025. Kendati begitu, ia tidak merinci berapa banyak dana hasil efisiensi anggaran K/L yang dialihkan untuk makan bergizi gratis.
Dadan Hindayana masih enggan menyebutkan asal penambahan anggaran untuk MBG. Dadan mengatakan BGN hanya berfokus menyiapkan realisasi MBG karena ingin mempercepat pencapaian target penerima manfaat.
Dian Rahma Fika berkontribusi dalam penulisan artikel ini.