Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Nusa

Jumlah Ekspor Ikan Tuna Dinilai Masih Kecil

9 Juni 2011 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

MAKASSAR -- Jumlah produksi ikan tuna di Sulawesi Selatan dinilai tidak sebanding dengan volume ikan yang diekspor. Berdasarkan data dari Dinas Kelautan dan Perikanan Sulawesi Selatan, pada 2010, jumlah produksi ikan tuna di Sulawesi Selatan mencapai 32,2 ribu ton. Namun ikan yang bisa diekspor keluar hanya sebanyak 7 ton.

Menurut Kepala Seksi Perikanan Tangkap Dinas Kelautan dan Perikanan Sulawesi Selatan Chairil, kecilnya jumlah ikan yang diekspor dibandingkan dengan hasil tangkapan disebabkan oleh kualitas ikan tuna dari Sulawesi Selatan yang masih buruk. "Nelayan tidak mempunyai standar pengolahan, dari penangkapan hingga pengolahan," kata Chairil di ruangan kerjanya kemarin.

Chairil mengatakan kualitas ikan hasil tangkapan bergantung pada pengolahan yang dilakukan oleh nelayan. Dari hasil pemantauan Dinas Kelautan dan Perikanan, kata dia, nelayan hanya berfokus pada menangkap dan menjual, tapi mengabaikan kebersihan. "Misalnya, ketika ikan dinaikkan ke darat. Ikan-ikan tersebut hanya diletakkan begitu saja ke tanah, sehingga bisa tercemar oleh bahan-bahan yang bersifat limbah," ujar Chairil.

Dia juga menyayangkan tindakan nelayan yang membunuh ikan-ikan tersebut dengan cara memukuli dengan pentungan. "Dari hasil pemantauan kami, hampir semua nelayan melakukan cara ini. Padahal cara tersebut dapat merusak daging ikan," tutur Chairil. Selain itu, ikan hasil tangkapan tidak langsung masuk ke dalam pendinginan. "Hal inilah yang menyebabkan ikan tuna kita masih sedikit diterima di luar," kata dia. Buruknya cara nelayan dalam melakukan penangkapan dinilai Chairil sebagai akibat kurangnya pengalaman dan pengetahuan.

Kepala Bidang Perdagangan Luar Negeri Dinas Perindustrian dan Perdagangan Sulawesi Selatan Achmad Habib membenarkan pernyataan Chairil. Menurut Habib, ikan tuna dari daerah ini banyak yang tidak lolos ketika menjalani tahap pengujian. "Kualitasnya sangat buruk, sehingga hasil uji laboratoriumnya tidak lolos," ujar Habib kemarin. Akibatnya, kata dia, ikan tuna lebih banyak dijual di pasar lokal. Padahal jika dijual di di luar negeri, harganya bisa sampai Rp 100 ribu per kilogram. Sedangkan di dalam negeri harganya hanya Rp 4.000 per kilogram. ANISWATI SYAHRIR

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus