Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
JAKARTA – Jumlah karyawan PT HM Sampoerna di pabrik Rungkut 2, Surabaya, yang berstatus positif Covid-19 bertambah dari sebelumnya 34 menjadi 63 orang.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Penambahan terjadi setelah Gugus Tugas Percepatan dan Penanganan Covid-19 Jawa Timur melakukan tes polymerase chain reaction (PCR) terhadap 54 karyawan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Pada tes swab tahap satu 34 karyawan positif, sedangkan pada tahap dua 29 karyawan positif," ujar Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, kemarin.
Ia menjelaskan, tes swab (PCR) terhadap karyawan Sampoerna merupakan tindak lanjut dari tes cepat 28 April lalu. Ketika itu, sebanyak 123 dari 506 karyawan dinyatakan reaktif tes cepat. Mereka lantas diisolasi dan menjalani tes swab secara bertahap. Masing-masing sebanyak 46 dan 54 orang.
"Mereka butuh perawatan rumah sakit. Jika Sampoerna melakukan koordinasi dengan rumah sakit tertentu akan lebih efektif," ucap dia. Menurut Khofifah, tim pelacakan tengah melakukan penelusuran kontak ke tempat tinggal para pegawai yang positif terinfeksi.
Ketua Rumpun Kuratif Gugus Tugas Covid-19 Jawa Timur, Joni Wahyuhadi, pada Sabtu mengatakan 34 karyawan lalu yang terkonfirmasi positif dari tes tahap satu semuanya perempuan. Para karyawan tersebut, kata dia, sedang menjalani perawatan di rumah sakit rujukan pemerintah, di antaranya RSUD dr Soetomo dan RS Menur.
Direktur Utama RSUD dr Soetomo ini mengakui munculnya kluster baru di pabrik rokok Sampoerna cukup mengejutkan. Alasannya, virus ini dengan mudah menginfeksi puluhan karyawan. Karena itu, Gugus Tugas mengingatkan masyarakat untuk sadar akan protokol kesehatan selama pandemi Covid-19.
Wakil Koordinator Hubungan Masyarakat Gugus Tugas Covid-19 Surabaya, M. Fikser, mengungkapkan kasus Covid-19 di Sampoerna berawal dari kejadian pada 2 April lalu. Saat itu, dua karyawan pabrik berobat ke klinik perusahaan. Sepekan kemudian mereka dirujuk ke rumah sakit di Surabaya.
Tak lama dirawat, keduanya meninggal dengan status positif Covid-19. "Begitu kami ketahui, pada 16 April Dinas Kesehatan memanggil perusahaan," ujar dia. Selanjutnya, pada 27 April, Dinas Kesehatan Surabaya meminta manajemen Sampoerna menutup pabrik. Tak hanya itu, kata dia, pemerintah kota meminta data nama dan alamat karyawan untuk keperluan penelusuran.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Surabaya Febria Rachmanita menambahkan, dalam pertemuannya dengan manajemen Sampoerna, pemerintah kota meminta perusahaan tersebut untuk melakukan tes cepat dan mengisolasi mandiri 506 karyawannya. Setelah dilakukan tes cepat, kata dia, 123 dari 506 karyawan dinyatakan reaktif. Temuan itu kemudian ditindaklanjuti dengan tes swab dalam dua gelombang. Gelombang pertama dijalankan dengan kuota sebanyak 46 karyawan. "Kami pun meminta Sampoerna melakukan isolasi terhadap karyawan di hotel, sehingga tidak menulari yang lain," kata dia.
Febria memastikan pihaknya akan terus memantau kondisi pasien, baik yang menjalani isolasi mandiri di rumah maupun di hotel. "Kami pun mencarikan tempat tidur bagi mereka yang positif, serta memantau sekitar 200 orang keluarga karyawan," ujar dia.
Sejak 27 April lalu, PT HM Sampoerna memutuskan menghentikan sementara kegiatan produksi. Mereka juga melakukan karantina produk selama lima hari sebelum didistribusikan ke konsumen. Periode karantina itu dua hari lebih lama dari batas atas stabilitas lingkungan Covid-19 yang disarankan oleh European Centre for Disease Prevention and Control serta Organisasi Kesehatan Dunia.
NUR HADI (SURABAYA) | ANTARA | EFRI RITONGA
Lahirnya Kluster Baru
Kluster baru penyebaran Covid-19 di pabrik rokok Sampoerna, Surabaya, terungkap setelah dua karyawannya meninggal pada 14 April lalu. Dua karyawan tersebut awalnya berobat ke klinik perusahaan sebelum dirujuk ke rumah sakit. Berikut ini kronologi munculnya kluster Covid-19 Sampoerna.
2 April
Dua karyawan Sampoerna mengeluh sakit dan berobat ke klinik perusahaan.
9 April
Lantaran tak kunjung sembuh, keduanya dirujuk ke rumah sakit di Surabaya. Setelah itu, dua karyawan tersebut tetap bekerja seperti biasa.
13 April
Tes swab dilakukan.
14 April
Kedua karyawan tersebut meninggal. Tak lama berselang, keduanya diketahui positif mengidap Covid-19.
16 April
Dinas Kesehatan Kota Surabaya memanggil manajemen Sampoerna.
27 April
Pabrik rokok Sampoerna berhenti beroperasi.
28 April
Gugus Tugas Covid-19 melakukan tes cepat terhadap 506 karyawan pabrik. Sebanyak 123 orang di antaranya dinyatakan reaktif. Tes cepat dilanjutkan dengan tes swab.
2 Mei
Gugus Tugas mengumumkan hasil tes swab tahap satu. Sebanyak 34 karyawan Sampoerna dinyatakan positif mengidap Covid-19.
3 Mei
Hasil tes swab tahap dua keluar. Gugus Tugas mengumumkan tambahan 29 karyawan positif Covid-19.
NURHADI (SURABAYA) | EFRI
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo