Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pendidikan

Kemendikbud Gandeng Kemenaker Buat Standardisasi Padepokan

Kemendikbud menilai padepokan perlu didampingi lantaran mengimplementasikan sepuluh obyek pembentukan kebudayaan.

14 Agustus 2020 | 03.14 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Aktivitas bela diri di Padepokan Sangkuraga, Kuningan, Jawa Barat.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Kuningan - Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan atau Kemendikbud akan mendampingi lembaga-lembaga kebudayaan seperti padepokan untuk meningkatkan kualitas metode pengajaran, nilai, dan publikasi. Menurut Direktur Pembinaan Tenaga dan Lembaga Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Judi Wahyudin, pendampingan perlu dilakukan lantaran padepokan merupakan salah satu tempat yang membentuk karakter bangsa.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

“Kalau mengacu pada UU Nomor 5 tahun 2017 tentang Pemajuan Kebudayaan, di sana ada sepuluh obyek pembentukan kebudayaan yang banyak diimplementasikan di padepokan,” kata Judi kepada Tempo, Kamis, 7 Agustus 2020 saat mengunjungi Padepokan Sangkuraga di Desa Sukaraja, Kecamatan Ciawigebang, Kabupaten Kuningan, Jawa Barat.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Judi menuturkan, dalam UU Pemajuan Kebudayaan itu, memuat sepuluh obyek pembentukan kebudayaan yang menitikberatkan tradisi lisan. “Bisa petatah petitih, gerak, senirupa, banyak wujudnya tradisi lisan itu. Tapi ada juga yang sifatnya manuskrip walaupun tidak banyak,” ujarnya.

Selain itu, dalam undang-undang itu juga memuat adat istiadat yang mencakup praktik ritualnya, pengetahuan tradisional, pengobatan secara herbal, ilmu perbintangan zaman dulu, arsitektur, hingga soal seni, bahasa, dan olahraga tradisional. “Harus diakui memang pembentukan kebudayaan itu sudah lama diterapkan di padepokan,” ujarnya.

Aktivitas olahraga bela diri di Padepokan Sangkuraga, Kuningan, Jawa Barat. TEMPO| Istiqomatul Hayati.

Judi menuturkan, dalam mendampingi padepokan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan akan menggandeng Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi atau Kemenaker. Kerja sama ini berkaitan dengan sertifikasi kepada peserta didik padepokan dengan mengatur standardisasi dan kompetensinya.

“Tapi pemerintah sifatnya hanya sebagai fasilitator yang tidak boleh memaksakan kehendak seperti mengubah mode padepokan yang sudah ajeg. Harus diserahkan kepada padepokan itu sendiri, kalau berkenan ya duduk bersama membahas standardisasinya,” ujar Judi.

Saepul Milah, pemimpin Padepokan Sangkuraga meminta pemerintah memberikan pendampingan kepada lembaganya. Selama ini, padepokan yang dipimpinnya menampung remaja putus sekolah. Selain belajar mengaji, mereka diajarkan beragam olahraga bela diri seperti silat Cimande, Menpo Cikalong, Singo Demak, Silektuo Sumatra, Karateka, Boxer, Kung Fu, Taekwondo, Muang thai, dan tinju.

"Saya berharap, pemerintah bisa mendampingi padepokan dengan pengajaran Bahasa Inggris dan keterampilan lainnya yang disertifikasi," kata pria yang disapa santrinya dengan sebutan Kang Muh itu. 

Ia berharap, pendampingan pemerintah nantinya bisa memasukkan kurikulum sekolah formal ke lembaganya. "Sehingga saat santri keluar dari padepokan, ia tidak saja cakap membela diri tapi keterampilan lain dan bisa terpakai di luar," kata dia. 

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus